Pencariansederhana adalah pencarian koleksi dengan menggunakan hanya satu kriteria pencarian saja. Ketikkan kata kunci pencarian, misalnya : " Sosial kemasyarakatan " Jurnal Formatif : Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA: Penerbitan: Jakarta : Universitas Indraprasta PGRI, 2017 : Deskripsi Fisik: Terlampir :ilustrasi ;29 cm : ISSN: 2088 - 351X
Mencari Jurnal Ber-ISSN? 9 Situs Website Ini Sumbernya. Salah satu hal yang bisa dinilai apakah sebuah jurnal kredibel adalah dari pencantuman ISSN. Tidak semua jurnal memiliki ISSN, padahal banyak akademisi mencari jurnal ISSN. Sebelum membahas lebih jauh tentang jurnal ISSN, mari kita ulas dulu apa itu ISSN? Dikutip dari wikipedia, ISSN adalah International Standard Serial Number / Nomor Seri Standard Internasional merupakan sebuah nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik. Biasanya nomor ISSN dalam sebuah jurnal terletak di pojok kanan atau kiri atas. ISSN ini fungsinya seperti ISBN di dalam buku. Ya, ISSN ini semacam identitas pada kumpulan jurnal. Seperti yang disinggung sebelumnya, jika ISSN memiliki peran yang mirip dengan ISBN. Dari segi jumlah angka, ISSN juga memiliki 8 angka, sebagai pengenal. Jika ISBN di peruntukan untuk buku, maka ISSN diperuntukan untuk terbitan berkala. Terbitan berkala dalam hal ini sebenarnya tidak hanya jurnal saja, tetapi juga termasuk majalah, surat kabar, bulletin ataupun prosiding. ISSN berperan untuk memudahkan pelaksanaan administrasi dan memberikan kredibilitas jurnal penelitian itu sendiri. Hal yang seringkali tidak diperhatikan masyarakat tentang ISSN adalah, ketika jurnal penelitian/prosiding mengalami perubahan di bagian judul, maka secara otomatis bagian ISSN pun juga mengalami perubahan. Mengenai tentang perkembangan jurnal penelitian, ternyata keberadaan jurnal ini sangat di butuhkan. Terutama di butuhkan oleh para mahasiswa untuk keperluan skripsi, dibutuhkan oleh para dosen hingga penelitian untuk referensi penelitian jurnal. Khusus peneliti dan dosen, hal yang sangat di tekankan adalah, mencari jurnal penelitian dari sumber yang brekredibel. Lantas, dimana kita dapat mencari jurnal yang ber ISSN? Berikut kami bagi informasinya. Tempat Mencari Jurnal Pergi ke Perpustakaan Cara mencari jurnal ber-ISSN yang terbaik adalah pergi ke perpustakaan. Di perpustakaan umumnya memiliki koleksi lengkap. Jadi perpustakaan tidak hanya menyediakan buku saja, tetapi juga menyediakan prosiding dan jurnal yang sudah memiliki ISSN. Binggung mencari perpustakaan mana yang memiliki koleksi lengkap? Kini teknologi semakin memudahkan pemustaka. Jadi kita bisa ke perpustakaan tidak harus mendatangi perpustakaannya langsung. Ada beberapa perpustakaan yang menyediakan via daring online. Salah satunya perpustakaan nasional. Bagaimana cara mencari jurnal ber-ISSN di perpustakaan Nasional secara daring? Anda bisa masuk ke Setidaknya dengan mengakses halaman ini, Anda bisa mendapatkan jurnal ber-ISSN dengan mudah, lengkap dan tentunya gratis. Di sini Anda juga dapat memiliki jurnal nasional hingga jurnal Internasional. Tempat Mencari Jurnal IPI Pernahkah Anda mendengar IPI? IPI adalah portal Garuda Publikasi Indonesia Index. Untuk rujukan situs penyedia jurnal Nasional yang ISSN bisa mencari di situs Portal Garuda atau IPI, disini kita bisa mencari jurnal dengan berdasarkan judul / title, abstrack, author / pengarangnya, dan affiliation. Bisa dikatakan situs ini sangat lengkap sekali tentunya dengan jurnal bertipe PDF lengkap. Contoh pencarian seperti berikut Selain portal garuda masih banyak situs lain sebenarnya yang menyediakan jurnal ilmiah secara gratis seperti perpusnas, dan e-journal dari masing – masing universitas seperti Undiksha, IPB, dll. Lalu bagaiman jika ingin mencarinya langsung di google? apa kata kunci yang tepat? Untuk itu saya akan berikan bonus tips mencari jurnal ilmiah gratis lengkap pdf seperti berikut ini. Tempat Mencari Jurnal LIPI Selain IPI dan perpustakaan, tempat ke tiga yang bisa Anda kunjungi untuk mencari jurnal ber ISSN adalah LIPI. Bagi kalangan dosen tentu sudah tidak asing dengan LIPI alias Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Namun bagi mahasiswa atau masyarakat umum di luar sana memang belum banyak yang tahu soal perananan dari LIPI. Karena memang, sedikit masyarakat umum yang menggunakan layanan ini. Meski begitu, tak ada salahnya Anda mengunjungi website LIPI untuk mencari jurnal secara gratis. Khusus bagi penerbit jurnal ilmiah, himpunan prosei, lembaga penelitian, lembaga penelitian dan lembaga lain dapat langsung mengakses jurnal tersebut melalui website di Tempat Mencari Jurnal DOAJ DOAJ juga menyediakan fasilitas jurnal ISSN yang bisa Anda akses kapan saja. DOAJ sendiri merupakan kepanjangan dari directory of open acces journals. DOAJ cukup memberikan banyak referensi jurnal, tercatat ada lebih dari jurnal yang dapat Anda akses. Menariknya, di sini Anda juga tidak hanya mengakses jurnal, tetapi juga dapat mengakses artikel-artikel ilmiah yang ada kaitannya dengan karya ilmiah. DOAJ dapat di akses oleh siapa saja, karena memang diperuntukan untuk orang lain. Anda pun dapat memperoleh jurnal Internasional di sini. Anda dapat mengakses jurnal dengan masuk ke halaman mereka di . Jika penasaran, Anda bisa langsung mengecek langsung. Tempat Mencari Jurnal Google Scholar Bagi para pengguna setia google sepertinya sudah tidak asing ya dengan Google Scholar. Google Scholar juga merupakan salah satu penyedia jurnal internasional yang cukup sering dipakai oleh mahasiswa. Peneliti dan dosen di Indonesia juga sudah familiar dengan google scholar. Karena mereka sudah sering mengakses ini. Bagi mahasiswa yang membutuhkan jurnal di Google scholar juga direkomendasikan. Karena jurnal dipasang dan diberikan secara gratis. Umumnya jurnal di sini berupa PDF. Kelebihan dari google scholar memiliki banyak variasi jurnal dan laporan. Mulai dari tesis, papar, jurnal hingga literature ilmiah. Wajar jika google scholar ini tepat dan diperuntukan untuk semua kalangan yang membutuhkan. Tertarik mencoba? Anda dapat mengaksesnya di Tempat Mencari Jurnal Citeaseer Citeaseer bagi mahasiswa mungkin terdengar asing. Mungkin saja Anda juga merasa demikian. Citeaseer memiliki fungsi yang mirip dengan google scholar, yaitu menyediakan jurnal secara gratis. System pencarian jurnal pun juga mirip, cukup memasukan kata kunci saja, nanti akan muncul banyak koleksi jurnal yang Anda cari. Untuk mengakses Citeaseer Anda dapat mengaksesnya di Tempat Mencari Jurnal PubMed Central Apakah Anda seorang dosen dan peneliti dibidang biomedis? Jika iya, PubMed Central adalah portal penyedia jurnal khusus biomedis. Karena portal ini sudah tersegmentasi, maka isi di dalamnya seputar dunia medis. PubMed Central cukup nyaman bagi kantong mahasiswa. Sebab setiap jurnal yang tersedia, dapat di download secara gratis. Anda bisa mendapatkanya lewat . Tahukah Anda jika PubMed Central ini ternyata dikembangkan oleh National Library of Medicine NLM, yang memang spesifik tentang dunia medis. Jadi sudah pasti, hasilnya sudah berbahasa Inggris ya. Tempat Mencari Jurnal Biomed Central Selain PubMed Central, ada juga Biomed Central. Khusus Biomed Central menyediakan jurnal yang di khususkan untuk jurnal-jurnal di bidang biologi dan perobatan. Jika Anda sedang melakukan riset dan membutuhkan data referensi tentang tema ini, Anda pun dapat mengaksesnya di http//www/ . Mahasiswa maupun dosen yang ada dibindang MIPA tentu sangat membutuhkan jurnal ini bukan? Tempat Mencari Jurnal IOSR Cara mencari jurnal ber ISSN khusus dunia pendidikan, Anda bisa peroleh jurnal tersebut di organization of scientific research IOSR. Anda dapat menemukan jurnal-jurnal berpendidikan di secara gratis. IOSR sebenarnya dikelola oleh organisasi swasta secara independen. Meskipun demikian, setiap jurnal yang ada di dalam sini, dapat Anda download secara gratis tentunya. Demikian pemaparan 9 website yang bisa Anda coba untuk mencari jurnal ber-issn. Selain 9 informasi di atas, mungkin masih ada referensi lain yang bisa Anda cari melalui teman maupun dosen Anda. Tentu harapan kami, informasi di atas dapat memudahkan Anda dalam menulis maupun memperoleh sumber referensi yang berkredibel sehingga dapat membuat jurnal penelitian yang lebih baik. Semoga informasi di atas bermanfaat, selamat berkarya. Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri dan DAFTAR JADI PENULIS atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang mencari jurnal, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut 9 Tips Cara Mencari Jurnal Ber ISSN 4 Bagian Utama Artikel Jurnal Ilmiah Cara Mudah Mempublikasikan Makalah Ilmiah ke Jurnal Internasional Kuasai 8 Cara Submit Jurnal Internasional Agar Lolos Cara Membuat Jurnal Ilmiah Mengenal Jurnal Ilmiah Internasional Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS! Kontributor Novia Intan
JurnalKELAUTAN, Volume 3, No.1 April 2010 ISSN : 1907-9931 22 gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari
Answer Books, Journals, and digital resources are given unique numbers that can be used to identify them and make finding them easier. E-resources/digital resources DOI Digital Object Identifier or a PMID PubMed Identifier is a unique number that has been assigned to a digital object, such as an article, book chapter, or data set. If you have the DOI or PMID for something, it can help you get directly to the content. Journals ISSN stands for International Standard Serial Number. ISSN's have eight digits, and each is unique to a journal publication. Books ISBN stands for International Standard Book Number. ISBN's have 10 or 13 digits, and each is unique to a book publication. Answered By NYU Reference Librarians Last Updated Jul 26, 2019Views
Jumantara Jurnal Manuskrip Nusantara. ISSN 2685-7391 (Online) ISSN 2087-1074 (Print) Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara merupakan terbitan berkala ilmiah Perpustakaan Nasional RI yang berfokus pada pengembangan ilmu filologi dan pernaskahan Nusantara. Ruang lingkup penerbitan ada pada kajian dan penelitian mutakhir bidang filologi, yang
ISBN vs. ISSN "ISBN" adalah "Nomor Buku Standar Internasional" dan "ISSN" adalah "Nomor Seri Standar Internasional." Kedua ISBN dan ISSN adalah kode yang digunakan oleh penerbit untuk penomoran atau serialisasi publikasi mereka. Salah satu perbedaan utama antara ISBN dan ISSN adalah bahwa yang pertama mengidentifikasi penerbit sedangkan yang terakhir tidak mengidentifikasi penerbit. Nomor Buku Standar Internasional diberikan untuk monograf atau buku sedangkan Nomor Seri Standar Internasional diberikan kepada serangkaian monograf atau buku. Dengan kata-kata sederhana, ISBN ditugaskan untuk buku tunggal atau terpisah, dan ISSN ditugaskan untuk serangkaian buku. Ketika ISBN mengidentifikasi volume atau masalah tertentu, ISSN hanya mengidentifikasi seri volume atau masalah tersebut. Dalam hal ISSN, itu hanya opsional, yang berarti bahwa penerbit tidak terikat secara hukum untuk menggunakannya. Di sisi lain, ISBN itu wajib jika buku berada di bawah aplikasi ISBN. Tidak seperti ISBN, ISSN akan sama dalam semua volume atau masalah dari satu seri. Di sisi lain, ISBN berbeda untuk setiap volume dan masalah. Nomor Buku Standar Internasional adalah kode standar 13 digit. Gordon Foster-lah yang pertama kali menciptakan kode ISBN sembilan digit. Kemudian Organisasi Internasional untuk Standardisasi mengembangkan kode angka standar sepuluh digit. Setelah 2007, ISBN memiliki kode standar nomor 13 digit. Nomor Seri Standar Internasional adalah nomor standar delapan digit. Ini adalah nomor yang diberikan untuk satu set seri, dan setelah seri berubah, kode ISSN lainnya diberikan. Itu pada tahun 1971 bahwa sistem ISSN pertama kali dirancang. Kode nomor standar ISSN ditetapkan oleh Pusat Nasional ISSN dan dikoordinasikan oleh Pusat Internasional ISSN yang berpusat di Paris. Ringkasan 1. "ISBN" adalah "Nomor Buku Standar Internasional" dan "ISSN" adalah "Nomor Seri Standar Internasional."2. Salah satu perbedaan pria antara ISBN dan ISSN adalah bahwa yang pertama mengidentifikasi penerbit sedangkan yang terakhir tidak mengidentifikasi Nomor Buku Standar Internasional diberikan untuk monograf atau buku sedangkan nomor Seri Standar Internasional diberikan kepada serangkaian monograf atau kasus ISSN, itu hanya opsional, yang berarti bahwa penerbit tidak terikat secara hukum untuk menggunakannya. Di sisi lain, ISBN itu wajib jika buku berada di bawah aplikasi ISBN.
TangerangSelatan : LPPM - Universitas Terbuka, 2016 - 2017, ISBN: Online Public Access Catalog. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TERBUKA. Tampung; Login Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi: Penerbitan: Tangerang Selatan : LPPM - Universitas Terbuka, 2016 - 2017 Ensiklopedi Pendidikan / Soegarda Poerbakawatja Apakah Perencanaan Pendidikan
Sedang menyusun jurnal ilmiah dan berencana mempublikasikannya? Maka bisa memahami dulu apa itu ISSN dan bagaimana mendapatkannya. Jadi, istilah satu ini menjadi salah satu syarat untuk bisa mendapatkan status kredibel terhadap jurnal yang disusun dan dipublikasikan. Nyaris semua dosen dan peneliti yang memang berencana mempublikasikan jurnal akan mengurus ISSN tersebut. Jika masih awam dengan istilah ini namun sedang berkutat dengan penyusunan jurnal ilmiah. Maka bisa mencoba memahaminya melalui penjelasan berikut. Pengertian ISSN dan Fungsinya ISSN sendiri memiliki kepanjangan International Standard Serial Number Nomor Seri Standar Internasional. Definisinya sendiri adalah deretan angka atau nomor yang dibuat unik dan berfungsi sebagai identitas publikasi berkala. Baik itu berupa media cetak maupun media elektronik. Sebagai nomor identitas, nomor seri ini berperan sama seperti ISBN pada buku yang terbit di Indonesia dan seluruh dunia. Hanya saja ISSN biasanya ditujukan untuk artikel yang ingin dipublikasikan secara internasional. Misalnya jurnal ilmiah atau jurnal internasional, dan kredibilitasnya sendiri bisa dibuktikan dengan nomor seri tersebut. Sehingga penyusun jurnal ilmiah biasanya sudah mulai mempersiapkan diri mengajukan kepemilikan nomor seri ini. Deretan nomor seri ini terdiri dari 13 digit, berbeda dengan ISBN yang umumnya hanya terdiri dari deretan 8 angka dan 1 huruf. Pada nomor seri untuk jurnal ilmiah ini biasanya terdiri dari 7 digit angka dan satu karakter baik angka maupun huruf X yang merupakan karakter cek. Namun penulisan deretan angka ini memang berbeda-beda, tergantung dari standar mana yang dipakai. Paling umum dipakai adalah standar EAN-13 dan sisanya memakai standar lain. Sehingga tidak ada yang salah atau benar, karena selama mengikuti standar yang ada otomatis penulisannya sudah benar. Baca Juga 6 Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah Berbeda dengan buku, ISSN ditujukan untuk publikasi berkala dan tidak akan ditemui pada buku jenis dan judul apapun. Adapun yang dimaksudkan dengan publikasi berkala ini meliputi jurnal, prosiding, laporan tahunan, buku tahunan, majalah, surat kabar, dan juga buletin. Pengajuan nomor seri ini dilakukan oleh semua penulis publikasi berkala, dan tentunya hal ini dilakukan mengingat fungsinya yang sangat penting. Jadi, nomor seri pada publikasi berkala ini punya beberapa fungsi sebagai berikut 1. Sebagai Identitas Fungsi pertama dari nomor seri publikasi berkala ini adalah untuk dijadikan sebagai identitas. Jad, sama seperti buku yang beredar di pasaran dimana memiliki identitas berupa ISBN. Maka untuk publikasi berkala memiliki ISSN tersebut, dan tentunya ditujukan untuk kemudahan pendataan. Sehingga bisa diketahui sudah ada berapa ribu publikasi majalah atau mungkin jurnal bereputasi di pasaran. Baik itu online maupun offline, dijamin akan terdata sehingga penghitungannya cukup mudah. Pendataan ini tentu bukan tanpa tujuan, sebab dengan data yang jelas maka bisa diketahui publikasi apa saja yang ada di pasaran. Misalnya publikasi jurnal ilmiah dari negara Indonesia, Malaysia, dan sebagainya. Masing-masing ada berapa? Lewat nomor seri tersebut maka bisa diketahui total keseluruhannya, dan masing-masing negara bisa mengetahui perkembangan publikasi jurnal di negaranya sendiri. Selain itu, juga menjadi pembeda antara satu publikasi berkala dengan publikasi berkala lainnya. Hal ini penting untuk membantu menemukan publikasi yang dibutuhkan. Baca Juga Cara Melakukan Publikasi Karya Ilmiah ke Jurnal Ilmiah Nasional 2. Prasyarat untuk Akreditasi Publikasi Ilmiah Fungsi kedua dari pengajuan nomor seri publikasi berkala ini adalah sebagai prasyarat untuk akreditasi publikasi tersebut. Khususnya publikasi ilmiah, sebut saja seperti jurnal penelitian, jurnal nasional, dan jurnal internasional. Tanpa ISSN maka jurnal tersebut akan sulit masuk ke database bereputasi, yang tentu berdampak pada kredibilitasnya yang kurang. Sebaliknya, ketika suatu jurnal ilmiah sudah mengantongi nomor seri ini maka kredibilitasnya sudah diakui. Nantinya bisa menembus database bereputasi yang umum dijadikan tempat untuk mencari rujukan berkualitas. Seperti para peneliti yang mencari referensi jurnal dari Scopus untuk menyusun jurnal penelitian yang baru saja dilakukan. Jika belum memiliki nomor seri ini maka tidak bisa masuk ke database bereputasi, yang tentu akan sepi peminat. Selain itu jarang sekaligus tidak pernah dijadikan referensi padahal bisa jadi isinya bagus dan berkualitas. Jadi, untuk menyusun publikasi ilmiah sangat penting mencoba mengurus pengajuan ISSN. Dijamin mudah karena untuk saat ini proses pengajuannya sudah bisa dilakukan secara online. Baca Juga Mengenal Wahana Publikasi Karya Ilmiah Pendaftaran ISSN Memahami pentingnya memiliki nomor seri untuk publikasi ilmiah dan publikasi berkala lainnya. Maka penulis perlu mendaftarkan atau mengajukan hasil tulisannya untuk memperoleh nomor seri tersebut. Proses pengajuannya online yakni dengan mengakses situs yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Supaya proses pengajuannya lancar, maka perlu melengkapi sejumlah persyaratan. Yakni 1. Surat Pengajuan Resmi Syarat yang pertama untuk proses pengajuan ISSN adalah surat pernyataan resmi yang ditulis atau dibuat oleh penanggung jawab penerbitan. Sehingga untuk penulis jurnal ilmiah bisa datang ke LIPI untuk memperoleh surat pengajuan resmi tersebut. 2. Halaman Sampul Syarat yang kedua adalah halaman sampul, yakni berisi informasi mengenai identitas dari publikasi ilmiah yang dimiliki. Mulai dari volume, nomor, dan tahun publikasi. Apabila diajukan secara online maka bisa menggunakan hasil screenshot halaman depan situs web jurnal. 3. Halaman Daftar Isi Berikutnya adalah halaman daftar isi, yang menampilkan detail isi dari publikasi ilmiah yang disusun. Penyusunannya sendiri seperti penyusunan daftar isi pada umumnya, dilengkapi nama bab dan halaman dimana bab tersebut berada. Apabila pengajuan dilakukan secara online maka bisa memberikan hasil screenshot dari halaman web jurnal. 4. Halaman Daftar Dewan Redaksi Syarat dokumen berikutnya untuk pendaftaran atau pengajuan ISSN adalah halaman daftar dewan redaksi. Sehingga di halaman ini akan dicantumkan nama-nama di dewa redaksi penyusunan publikasi ilmiah tersebut. Bisa juga berisi daftar nama tim penyunting. 5. Bukti Pembayaran Biaya Administrasi Selain yang disebutkan, nantinya juga perlu melampirkan bukti pembayaran biaya administrasi untuk pengurusan nomor seri tersebut. Bisa dalam bentuk bukti transfer yang kemudian difoto dan dicetak, lalu dilampirkan bersamaan dengan syarat administrasi lainnya. 6. Dokumen Lain yang Diperlukan Ada kalanya dokumen persyaratan yang perlu dilengkapi ada tambahan dokumen lain yang memang diperlukan. Maka bisa ikut dilampirkan untuk membantu mendapatkan ISSN dengan segera. Setelah semua dokumen persyaratan dilengkapi maka bisa mengajukan, dan nantinya perlu mengisi formulir pendaftaran untuk memperoleh nomor seri tadi. Pengisian formulir pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online, yang tentu lebih praktis. Silahkan mengisi setiap kolom di formulir pendaftaran tersebut, sesuaikan isinya dengan kondisi di lapangan. Biasanya diminta keterangan mengenai nama terbitan, frekuensi, penanggung jawab penerbitan, pengelola, dan juga alamat kontak. Ikuti instruksi yang ada di halaman website, dan setelah selesai tinggal menunggu kabar baik. Biasanya jika tidak ada masalah dan pengajuan dilakukan di hari kerja maka selang 1 hari kerja, ISSN sudah terbit dan bisa digunakan untuk mempublikasikan karya ilmiah yang disusun. sumber Deepublish. Penulis Pujiati/ Dunia Dosen
Dikawaloleh seorang moderator Bu Widya Setianingsih dengan narasumber Bu Mudafiatun. Menurut Bu Mudafiatun, menulis itu sangat mengasyikkan, karena m enulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya
1. Perbedaan DOI, ISBN, dan ISSN Digital Object Identifier DOI adalah alamat unik yang bersifat permanen. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. International Standard Book Number, atau ISBN arti harfiah Bahasa Indonesia Angka Standar Buku Internasional, adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. ISSN International Standard of Serial Number merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter warta, buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding. Deretan 8 angka yang tercantum dalam ISSN merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut. Manfaat dari nomor ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor ISSN ini akan menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah yang sama atau hampir sama judul atau namanya. ISSN diberikan oleh ISDS International Serial Data System yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Pusat regional untuk Asia berkedudukan di Thai National Library, Bangkok-Thailand. Untuk Indonesia, yang ditugaskan memantau terbitan berkala yang dipublikasikan dan memberikan ISSN adalah PDII-LIPI Jakarta. 2. Apa yang diamksud sitasi dan pensitasi/oengindeks jurnal? Serta berikan contohnya. Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya-karya lain. Pengindeks jurnal merupakan sebuah sarana atau alat untuk mengindeks setiap jurnal yang di “publish” oleh peneliti atau ilmuan. Contoh pengindeks jurnal yang populer adalah 3. Pengertian Impact Factor dan cara menghitungnya Impact Factor IF adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports JCR. Impact factor jurnal merupakan ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun tertentu. Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif, khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama. Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya. a. Q-Indeks adalah jumlah total kutipan. Jumlah ini mengukur dampak total, namun nilainya dapat menjadi akibat satu atau dua paper yang memiliki jumlah kutipan besar. Hal ini akan menjadi tidak representatif terutama jika paper-paper tersebut ditulis bersama dengan peniliti lain kolaborasi. Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Dimana Q1 adalah kluster paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal dikuti Q2, Q3 dan Q4 dibawahnya. Peringkat kuartil Q1, Q2, Q3 dan Q4 Q1 top 25% teratas dari distribusi IF Q2 middle-high position dari distribusi IF antara top 50% dan top 25% Q3 middle-low positiondari distribusi IF top 75% ke top 50% Q4 lowest position, bagian paling bawah 25% dari distribusi IF b. I-Indeks I-indeks adalah indeks yang menunjukkan berapa banyak jumlah publikasi akademik/ilmiah dari artikel lain yang dikutip oleh penulis dalam jurnal tersebut. Contohnya dalam citation indices terdapat i10-indeks yang bernilai 2. Artinya terdapat 2 artikel yang dikutip oleh minimalnya 10 artikel lain. c. H-Indeks merupakan salah satu indeks yang mulai sering digunakan untuk mengukur produktivitas dari seorang akademisi/peneliti. H-Indeks dapat dihitung secara manual dengan melihat jumlah sitasi/kutipan dari semua paper/makalah yang diterbitkan oleh seorang akademisi. Untuk menentukan H-Indeks, cukup urutkan paper/makalah berdasarkan jumlah sitasi terbanyak. Menghitung h-index scopus secara manual dapat dilakukan sebagai berikut 2. masukkan nama Anda dikolom author. Kolom pertama diisi dengan last name, misalnya Santoso, dan kolom kedua diisi dengan initials of First name, misalnya U. 3. klik start. 4. pilih nama profil yang mengandung artikel ilmiah yang ditulis oleh Anda, dan klik tombol next. 5. akan tampak profil name, misalnya Urip Santoso, dan klik next. 6. akan terlihat daftar artikel ilmiah Anda yang terindeks di scopus. 7. jika hendak melihat jumlah sitasi klik view in scopus pada setiap artikel. 8. hitung h-index secara manual. 9. klik next untuk melihat profil Anda. 10. klik next jika Anda hendak mendaftar ke scopus sehingga setiap perubahan dapat diinformasikan langsung ke alamat e-mail Anda. Selain itu cara menghitung h-index yaitu h-index 1 = ada 1 paper yang disitasi minimal satu kali h-index 2 = ada 2 paper yang disitasi minimal dua kali h-index 3 = ada 3 paper yang disitasi minimal tiga kali h-index 4 = ada 4 paper yang disitasi minimal empat kali h-index 5 = ada 5 paper yang disitasi minimal lima kali h-index 6 = ada 6 paper yang disitasi minimal enam kali. Dari data akademisi di atas terlihat bahwa orang tersebut hanya memiliki 5 paper yang disitasi minimal 5 kali sehingga memberikan h-index = 5. Lima paper sisanya tidak berpengaruh pada perhitungan h-index.
AlnA. ogzd99ysjk.pages.dev/388ogzd99ysjk.pages.dev/294ogzd99ysjk.pages.dev/534ogzd99ysjk.pages.dev/994ogzd99ysjk.pages.dev/179ogzd99ysjk.pages.dev/746ogzd99ysjk.pages.dev/231ogzd99ysjk.pages.dev/472ogzd99ysjk.pages.dev/486ogzd99ysjk.pages.dev/514ogzd99ysjk.pages.dev/722ogzd99ysjk.pages.dev/214ogzd99ysjk.pages.dev/606ogzd99ysjk.pages.dev/60ogzd99ysjk.pages.dev/830
perbedaan jurnal issn dan isbn