Ekosistemalami yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh : ekosistem hutan tropis. 2. Ekosistem buatan yaitu ekositem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contoh : ekosistem sawah. Pembagian ekosistem berdasarkan habitatnya : 1. Ekosistem darat atau terrestrial. 2.
Sebutkan Pihak Pihak Yang Mengalami Permasalahan Air Bersih – Air bersih merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling penting. Namun, banyak orang yang mengalami masalah terkait air bersih. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui siapa saja yang mengalami permasalahan air bersih. Pertama, komunitas yang tidak mampu adalah salah satu pihak yang paling rentan terhadap masalah air bersih. Mereka sering tidak memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas dan terjangkau. Permasalahan air bersih ini dapat berupa kekurangan akses fisik, seperti kurangnya jaringan pipa yang menyebar ke daerah pedesaan. Akibatnya, komunitas miskin harus membeli air dari pedagang air, yang bisa sangat mahal dan berisiko. Kedua, masalah air bersih juga menimpa komunitas yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah daerah yang tercemar oleh polusi dan limbah industri. Meskipun ada sumber air bersih yang tersedia, air tersebut tidak dapat dikonsumsi karena polusinya. Kondisi ini menyebabkan komunitas yang tinggal di lingkungan tersebut harus mencari air bersih dari sumber alternatif, yang juga tidak selalu aman. Ketiga, pihak lain yang juga mengalami masalah air bersih adalah pekerja di sektor informal. Seperti halnya komunitas miskin, pekerja informal juga sering tidak memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas. Mereka juga sering menghadapi kesulitan untuk membeli air yang mahal di pasar. Hal ini berdampak pada kesehatan pekerja informal, karena beban biaya air yang tinggi dan kualitas air yang rendah. Keempat, pemerintah juga menjadi salah satu pihak yang mengalami masalah air bersih. Pemerintah sering menghadapi kesulitan untuk membangun dan memelihara jaringan distribusi air bersih yang handal. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa sumber air bersih tetap terjaga dan tidak tercemar oleh polusi. Pemerintah juga harus memastikan bahwa air bersih yang tersedia tersedia secara adil untuk semua, termasuk untuk komunitas miskin. Kelima, permasalahan air bersih juga menimpa para peneliti dan pengembang teknologi. Peneliti harus mencari cara untuk membuat air bersih menjadi lebih tersedia, lebih bersih dan lebih aman. Pengembang teknologi juga harus mencari cara untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan untuk membantu mereka mendapatkan air bersih tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. Demikian pembahasan tentang pihak-pihak yang mengalami masalah air bersih. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, air bersih merupakan salah satu hak asasi manusia yang penting. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas dan tersedia secara adil. Selain itu, juga penting untuk memastikan bahwa air bersih yang tersedia tidak tercemar oleh polusi. Dengan demikian, semua pihak akan dapat menikmati manfaat dari air bersih yang berkualitas. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Sebutkan Pihak Pihak Yang Mengalami Permasalahan Air 1. Komunitas yang tidak mampu adalah salah satu pihak yang paling rentan terhadap masalah air bersih, karena mereka sering tidak memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas dan 2. Masalah air bersih juga menimpa komunitas yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat, dimana air yang tersedia tidak dapat dikonsumsi karena 3. Pekerja informal juga sering menghadapi kesulitan untuk membeli air yang mahal di pasar, sehingga berdampak pada kesehatan 4. Pemerintah juga menjadi salah satu pihak yang mengalami masalah air bersih, karena harus membangun dan memelihara jaringan distribusi air bersih yang handal, memastikan sumber air bersih tetap terjaga dan tidak tercemar, dan memastikan bahwa air bersih tersedia secara 5. Peneliti dan pengembang teknologi juga mengalami masalah air bersih, karena harus mencari cara untuk membuat air bersih lebih tersedia, lebih bersih dan lebih aman, serta memastikan teknologi yang digunakan tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. 1. Komunitas yang tidak mampu adalah salah satu pihak yang paling rentan terhadap masalah air bersih, karena mereka sering tidak memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas dan terjangkau. Komunitas yang tidak mampu adalah salah satu pihak yang paling rentan terhadap masalah air bersih. Mereka sering tidak memiliki akses ke sumber air bersih yang berkualitas dan terjangkau. Akibatnya, komunitas ini secara terus-menerus menghadapi masalah kesehatan dan kesulitan finansial akibat penggunaan air yang tidak aman. Komunitas yang tidak mampu biasanya memiliki akses ke sumber air yang tidak berkualitas, seperti air laut, air sungai, dan air tanah yang tercemar. Air ini biasanya tidak aman untuk diminum atau dicampur dengan makanan. Beberapa studi menemukan bahwa bahkan air yang terlihat bersih bisa berbahaya karena mengandung bakteri, virus, logam berat, dan racun lainnya. Komunitas yang tidak mampu juga sering menghadapi masalah air yang terbatas. Hal ini bisa terjadi karena mereka tidak memiliki kontrol atas sumber air mereka, sehingga mereka terpaksa menggunakan air yang ada, yang seringkali terbatas. Kekurangan air ini menyebabkan komunitas ini lebih rentan terhadap krisis air, yang dapat menyebabkan kekurangan air untuk minum dan cuci. Selain komunitas yang tidak mampu, masalah air bersih juga menjadi masalah bagi pemerintah. Pemerintah sering menghadapi masalah air bersih karena kurangnya sumber air bersih yang berkualitas. Ini dapat berasal dari kekurangan air yang disebabkan oleh iklim yang tidak konstan, penggunaan yang berlebihan, dan polusi. Kurangnya sumber air bersih yang berkualitas akan membuat pemerintah lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Penggunaan air yang tidak bertanggung jawab juga merupakan masalah bagi pemerintah dan komunitas. Penggunaan air yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan air di daerah tertentu. Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti degradasi hutan dan air, karena mengambil air lebih dari alam. Selain itu, polusi juga merupakan masalah besar bagi para pemangku kepentingan air bersih. Polusi air bisa berasal dari limbah industri, limbah domestik, dan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian. Polusi air bisa menyebabkan kontaminasi air yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Untuk mengatasi masalah air bersih, semua pihak harus bekerja sama untuk meningkatkan akses ke sumber air bersih yang berkualitas. Ini termasuk membangun infrastruktur air, meningkatkan kualitas air melalui pengolahan air, serta meningkatkan pemahaman tentang manfaat air bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, penting juga untuk mengatur penggunaan air agar tidak berlebihan dan menghindari polusi. 2. Masalah air bersih juga menimpa komunitas yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat, dimana air yang tersedia tidak dapat dikonsumsi karena polusinya. Komunitas yang tinggal di daerah yang tidak sehat adalah salah satu yang paling terpukul oleh masalah air bersih. Lingkungan yang tidak sehat dapat didefinisikan sebagai daerah yang tercemar oleh limbah industri, polusi udara, atau lahan yang tercemar oleh bahan kimia berbahaya. Air yang tersedia di daerah tersebut biasanya tidak aman untuk dikonsumsi karena tingkat polusinya yang tinggi. Tingginya polusi air di daerah yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti asma, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit berbahaya lainnya. Selain itu, orang yang tinggal di daerah ini juga rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat bertahan di air polutan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan, masalah pada mata, dan infeksi kulit. Komunitas yang tinggal di daerah yang tidak sehat juga sulit untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Karena air yang tersedia tidak dapat dikonsumsi, mereka harus membeli air dari sumber lain atau menggunakan air yang telah diolah. Hal ini membuat biaya hidup di daerah tersebut menjadi lebih mahal dan menambah beban keuangan bagi warga yang berpenghasilan rendah. Selain itu, kekurangan air bersih juga dapat mengurangi produktivitas komunitas tersebut. Karena air yang tersedia tidak aman untuk dikonsumsi, masyarakat di daerah tersebut sering menghabiskan waktu mereka untuk mencari air bersih yang layak. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat menyediakan waktu untuk melakukan pekerjaan lain. Komunitas yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat benar-benar terpukul oleh masalah air bersih. Mereka harus menghadapi berbagai masalah kesehatan, biaya hidup yang lebih tinggi, dan produktivitas yang berkurang. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk membantu komunitas ini dalam mengatasi masalah air bersih. 3. Pekerja informal juga sering menghadapi kesulitan untuk membeli air yang mahal di pasar, sehingga berdampak pada kesehatan mereka. Pekerja informal atau pekerja yang tidak berbadan hukum adalah kelompok terbesar di banyak negara di dunia. Mereka merupakan bagian penting dari ekonomi global, namun seringkali terpinggirkan dalam masalah kesehatan. Kebutuhan akan air bersih adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk menjamin kesehatan. Di beberapa daerah, khususnya di negara berkembang, pekerja informal mengalami kesulitan untuk membeli air bersih yang mahal di pasar. Hal ini berdampak pada kesehatan mereka. Kesulitan untuk membeli air bersih juga disebabkan oleh kurangnya akses ke sumber air yang bersih, seperti sumur, lokasi penyediaan air, dan penyediaan air di pasar. Pekerja informal hampir tidak memiliki akses ke sumber air bersih seperti sumur di rumah mereka. Mereka harus mengandalkan air dari pasar atau air yang disediakan secara umum. Namun, harga air yang disediakan di pasar biasanya sangat mahal, sehingga seringkali tidak mungkin bagi pekerja informal untuk membelinya. Ini menyebabkan mereka bergantung pada air yang tidak bersih dan berisiko tinggi untuk menimbulkan penyakit. Kesulitan untuk membeli air bersih juga disebabkan oleh kurangnya kapasitas keuangan. Pekerja informal biasanya memiliki pendapatan yang rendah, yang tidak memungkinkan mereka membeli air bersih di pasar. Ini menyebabkan mereka bergantung pada air yang tidak bersih atau bahkan berisiko tinggi untuk menimbulkan penyakit. Selain itu, pekerja informal juga memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan dan informasi tentang cara menjaga kesehatan. Kurangnya akses ke air bersih menyebabkan pekerja informal mengalami kesulitan untuk membeli air yang mahal di pasar. Hal ini berdampak pada kesehatan mereka karena mereka tidak dapat membeli air bersih untuk minum dan mandi. Selain itu, kurangnya akses ke layanan kesehatan dan informasi tentang kesehatan juga menyebabkan pekerja informal rentan terhadap penyakit. Untuk membantu pekerja informal mengatasi kesulitan untuk membeli air bersih, pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan yang meningkatkan akses ke sumber air bersih. Pemerintah harus menjamin tersedianya sumur di rumah masing-masing pekerja informal dan meningkatkan penyediaan air di pasar. Pemerintah juga harus memastikan bahwa harga air di pasar relatif murah agar pekerja informal dapat membelinya dengan mudah. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa pekerja informal memiliki akses ke layanan kesehatan dan informasi tentang kesehatan. Kesimpulannya, pekerja informal sering menghadapi kesulitan untuk membeli air yang mahal di pasar, yang berdampak pada kesehatan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus meningkatkan akses ke sumber air bersih dan memastikan bahwa harga air di pasar relatif murah agar pekerja informal dapat membelinya dengan mudah. Pemerintah juga harus memastikan bahwa pekerja informal memiliki akses ke layanan kesehatan dan informasi tentang kesehatan. 4. Pemerintah juga menjadi salah satu pihak yang mengalami masalah air bersih, karena harus membangun dan memelihara jaringan distribusi air bersih yang handal, memastikan sumber air bersih tetap terjaga dan tidak tercemar, dan memastikan bahwa air bersih tersedia secara adil. Pemerintah juga menjadi salah satu pihak yang mengalami masalah air bersih. Meskipun air merupakan hak dasar manusia, masih ada banyak penduduk di dunia yang tidak memiliki akses ke air bersih yang layak. Ini menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi oleh pemerintah. Pertama, pemerintah harus membangun dan memelihara jaringan distribusi air bersih yang handal. Jaringan ini harus cukup luas untuk mencakup semua wilayah dan masyarakat yang mungkin membutuhkan air bersih. Jaringan ini juga harus cukup kuat untuk menahan tekanan air, diperbaiki dengan cepat jika terjadi kerusakan, dan aksesibel bagi semua orang yang membutuhkan. Kedua, pemerintah harus memastikan bahwa sumber air bersih tetap terjaga dan tidak tercemar. Ini membutuhkan pengawasan, penyediaan sumber daya, dan pemeliharaan yang tepat. Pemerintah harus mengidentifikasi dan melindungi sumber air bersih yang penting, dan memastikan bahwa sumber air tersebut tetap terjaga kebersihannya. Ketiga, pemerintah harus memastikan bahwa air bersih tersedia secara adil. Hal ini berarti bahwa semua orang harus memiliki akses yang sama ke air bersih. Ini berarti pemerintah harus melakukan upaya untuk membuat jaringan distribusi air bersih yang cukup luas untuk mencakup semua ras, kelas sosial, dan golongan usia. Ini juga berarti bahwa harga air harus ditentukan secara adil dan dapat diterima semua orang. Karena itu, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke air bersih yang layak. Mereka harus membangun dan memelihara jaringan distribusi air bersih yang handal, memastikan sumber air bersih tetap terjaga dan tidak tercemar, dan memastikan bahwa air bersih tersedia secara adil. Dengan melakukan hal ini, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke air bersih yang layak. 5. Peneliti dan pengembang teknologi juga mengalami masalah air bersih, karena harus mencari cara untuk membuat air bersih lebih tersedia, lebih bersih dan lebih aman, serta memastikan teknologi yang digunakan tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. Meskipun air bersih adalah salah satu sumber daya alam paling penting di planet kita, masih ada sejumlah orang yang mengalami masalah air bersih. Air bersih merupakan suatu kebutuhan pokok untuk kehidupan yang berkualitas dan mencakup berbagai kegiatan manusia, mulai dari minum hingga memasak. Kebutuhan air bersih yang tinggi terkadang melebihi sumber daya yang tersedia, yang mengakibatkan masalah air bersih. Peneliti dan pengembang teknologi juga mengalami masalah air bersih. Mereka harus mencari cara untuk membuat air bersih lebih tersedia, lebih bersih dan lebih aman, serta memastikan teknologi yang digunakan tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. Pada tahap ini, teknologi dalam air bersih sangat penting untuk mengatasi masalah air bersih. Peneliti dan pengembang teknologi telah mengembangkan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas air bersih. Misalnya, teknologi desalinasi mengubah air laut menjadi air bersih yang layak diminum dengan memisahkan garam dan mineral dari air laut. Selain itu, teknologi pengolahan air limbah mengolah air limbah menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali. Selain teknologi desalinasi dan pengolahan air limbah, terdapat teknologi lain yang berguna untuk meningkatkan ketersediaan air bersih. Teknologi ini meliputi filtrasi, sterilisasi, pengendalian patogen, dan pengendalian polutan. Semua teknologi ini bertujuan untuk menghilangkan zat berbahaya dari air bersih dan memastikan air bersih yang tersedia aman untuk dikonsumsi. Selain itu, peneliti dan pengembang teknologi juga bertanggung jawab untuk memastikan teknologi yang digunakan tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. Mereka harus menemukan cara untuk meminimalkan dampak lingkungan dari teknologi yang digunakan. Beberapa teknologi seperti desalinasi dan pengolahan air limbah telah dikembangkan dengan desain yang lebih ramah lingkungan. Kesimpulannya, peneliti dan pengembang teknologi menghadapi masalah air bersih saat harus mencari cara untuk membuat air bersih lebih tersedia, lebih bersih dan lebih aman, serta memastikan teknologi yang digunakan tidak berkontribusi pada polusi lingkungan. Peneliti dan pengembang telah mengembangkan berbagai teknologi untuk memastikan ketersediaan air bersih, serta mengurangi dampak lingkungan dari teknologi yang digunakan. Semuapihak yang telah membantu dan memberikan sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan. Akhirnya penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih belum Air bersih yang dihasilkan dapat digunakan sebagai penyiram tanaman. b. Mengurangi pencemaran air limbah rumah tangga. 1.5 Luaran yang › Humaniora›Berdayakan Masyarakat untuk... Air bersih dan sanitasi merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat, tetapi masih banyak wilayah yang terkendala akses ini. Upaya mengelola tata kelola air dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. KOMPAS/RADITYA HELABUMI RAD 18-03-2016Penjual air keliling mengisi air ke dalam jeriken dari bak penampungan di Jalan Inspeksi Kali Duri, Pejagalan, Jakarta Utara, Jumat 18/4/2016. Penjual air keliling membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Saat ini program perpipaan air bersih untuk warga terhambat oleh terbatasnya sumber bahan KOMPAS — Krisis ketersediaan air bersih dan buruknya sanitasi masih menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat global, termasuk Indonesia. Aspek pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan perubahan perilaku kebersihan dan sanitasi secara partisipatif dinilai dapat mengatasi permasalahan Bidang Kesehatan dan Water Hygiene Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia PP PMI Fachmi Idris mengemukakan, air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada 2019 mencatat, sebanyak 2,2 miliar orang atau seperempat populasi dunia masih kekurangan air minum yang aman dikonsumsi. ”Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, air di Indonesia menjadi kebutuhan yang sangat vital dan pokok dalam kegiatan keagamaan. Dalam aspek kesehatan, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi juga menjadi salah satu penyebab diare,” ujarnya dalam webinar terkait air bersih, Jumat 23/12/2022 Kesehatan Dunia WHO tahun 2017 melaporkan, secara global hampir 1,7 miliar kasus diare pada anak terjadi setia tahun. Bahkan, diare tercatat membunuh sekitar anak berusia di bawah lima tahun setiap tahun karena kurangnya air bersih dan sanitasi yang menekankan bahwa kebutuhan terhadap air bersih harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab, setiap hari kebutuhan terhadap air bersih ini terus meningkat seiring dengan perubahan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19, khususnya terkait dengan mencuci tangan dan WIJAYANTOAnak-anak berenang di samping WC umum yang berada di atas Kali Ciliwung di kawasan Kampung Melayu, Jakarta timur, Minggu 18/11/2018. Saat ini tercatat persen warga DKI sama sekali tidak memiliki akses ke temuan riset Indonesia Water Institute IWI tahun 2021, kebiasaan masyarakat dalam mencuci tangan lebih dari 10 kali sehari meningkat dari 18 persen menjadi 82 persen saat pandemi. Kebiasaan mandi lebih dari tiga kali sehari juga meningkat dari 27 persen saat situasi normal menjadi 72 persen selama pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam mengatasi permasalahan air bersih dan demikian, kebutuhan yang meningkat selama pandemi ini tidak diiringi dengan pemerataan akses air bersih, fasilitas sanitasi yang memadai, dan promosi kesehatan. Oleh karena itu, PP PMI dengan sejumlah pihak terus berupaya mengatasi permasalahan ini dengan menerapkan program air, sanitasi, dan kebersihan WASH dalam keadaan darurat dan pemberdayaan masyarakat dalam situasi juga Warga di Ambang Krisis Air Bersih”Aspek pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam mengatasi permasalahan air bersih dan sanitasi. PMI selalu melakukan pemberdayaan dengan dukungan dari donor maupun pihak ketiga. Jadi, ada panduan dan pegangan dalam pendekatan perubahan perilaku kebersihan dan sanitasi secara partisipatif," tutur aspek pemberdayaan, permasalahan ini juga dapat diatasi dengan pendekatan pengolahan air yang aman di rumah tangga saat keadaan normal maupun darurat. Program WASH dengan pemberdayaan masyarakat ini juga sudah dilakukan di sejumlah daerah, seperti di Jawa Timur, yakni Lumajang dan Blitar, serta di Kalimantan Timur, yakni Kutai Timur dan itu, PMI juga terus meningkatkan aspek sumber daya manusia di bidang WASH, pemenuhan berbagai peralatan tanggap darurat bencana PDB, dan sentralisasi peralatan. Pemenuhan peralatan PDB juga menjadi fokus karena masalah air bersih dan sanitasi kerap dijumpai dalam setiap wilayah yang dilanda bencana.”Hal terpenting dalam membangun ketangguhan masyarakat di bidang air bersih dan sanitasi adalah pelibatan pemangku kepentingan. Sebab, ujung dari program semacam ini adalah keberlanjutan,” sumber airKetua Yayasan Wakaf IKRA Padjajaran Ahmad Kadarsyah mengatakan, dasar kemajuan suatu bangsa adalah ketersediaan air bersih untuk pertanian dan kesehatan. Meski awalnya tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek tata kelola air, Yayasan Wakaf IKRA berupaya turut mengatasi persoalan ketersediaan air bersih di Sumedang, Jawa juga Air Tanah Solusi Krisis Air Bersih PerkotaanMenurut Kadarsyah, upaya yang dilakukan Yayasan Wakaf IKRA dalam mengatasi persoalan ini adalah dengan melakukan konservasi sumber air dari sungai dan mata air. Kemudian, dilakukan juga upaya teknis lainnya untuk menarik air dengan pipanisasi dan pembuatan sumur resapan.”Melalui berbagai upaya ini selama lebih dari tiga tahun akhirnya akses air menjadi lebih baik dan berkecukupan. Selanjutnya dilakukan penjernihan air agar air tersebut tidak keruh dan bisa diminum,” ucapnya. Pelangganbanyak yang merasa bahwa meter air yang terpasang di rumahnya dalam keadaan normal dan tidak ada masalah. Hal ini karena pelanggan sudah merasa pas dengan akurasi meter air tersebut. Apalagi kalau fisik meter secara kasat mata juga memperkuat keyakinan tersebut. Dengan kondisi ini pelanggan merasa meter airnya tidak perlu diganti.
dheadaniallove26 dheadaniallove26 Jawabanpihak masyarakat , daerah pelosok yg letak geografis wilayah nya memiliki panas matahari lebih terik dari wilayahPenjelasan dih paok sok melerai melerai palalu dia kasih tau malah jd an... Sudah oy jangan menghina orang,itu sama saja menghina ciptaan Tuhan btw udh sma kls 2 Emang dia kelas berapa sih kok nggak bisa pembagian kan kls 2 sudah belajar pembagian apa dia ranking orang yg terbodoh di kelasnya
Ungkapkanseluruh persoalan yang dihadapi saat ini misalnya terkait dengan masalahkonflik, sertifikat tanah, kebutuhan air bersih, premanisme, buta bahasa dan lain-lain. Permasalahan khusus yang dihadapi oleh mitra. Permasalahan Mitra. Mengacu kepada butir Analisis Situasi, uraikan permasalahan mitra yang mencakup hal-hal berikut ini. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Fauzy Faisal Awaludin AS Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia fauzy Abstrak Air bersih fresh water merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia di setiap negara. Ketersediaan air bersih harus tetap terjamin dalam waktu, kuantitas, dan kualitasnya. Kebutuhan air baik untuk kebutuhan domestik ataupun untuk industri terus meningkat dari tahun ke tahun. Ketersediaan seumber-sumber air semakin menipis yang sebagian besar disebabkan oleh pencemaran serta kerusakan lingkungan yang semakin parah. Masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih adalah masyarakat miskin yang berada di wilayah pedesaan. Jumlah air minum yang harus dipenuhi agar dapat mencapai syarat kesehatan adalah 86,4 liter/hari/orang. Air bersih sebagai infrastruktur kota sangat berperan dalam menunjang perkembangan kota, diataranya membutuhkan sistem perencanaan air bersih yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduknya. Penerapan teknologi dalam pembangunan sarana air bersih harus disesuaikan dengan tingkat kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Teknologi membran merupakan alternatif yang dapat diterapkan untuk mengolah air secara desentralisasi untuk komunitas perkotaan maupun untuk keperluan daerah pedesaan terpencil. Pengolahan limbah menggunakan membran memberikan efisiensi yang tinggi, pengoperasian mudah, energi yang dibutuhkan minimum, dan tanpa penggunaan bahan kimia. Penyediaan air bersih di daerah perkotaan Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dibawah pengawasan masing-masing pemerintah daerah. Penyediaan air di pedesaan dilakukan oleh pemerintah desa setempat dengan membangun bak penampung air terintegrasi yang nantinya dialirkan ke rumah penduduk. Kata kunci air bersih, pencemaran air, pengolahan air, membran, penyediaan air 1. Pendahuluan Air bersih fresh water merupakan suatu kebutuhan yang utama bagi manusia. Ketersediannya harus tetap terjamin dalam waktu, kuantitas, dan kualitsnya. Kebutuhan air bersih menjadi masalah di berbagai negara, terutama negara dengan jumlah penduduk yang tinggi. Permasalahan ini muncul karena permintaan demand tidak mampu diimbangi oleh persediaan supply. Permintaan terus bertambah sedangkan persediaan air cenderung berkurang karena berkurangnya debit sumber air baku, seperti mata air, sungai, danau dan air tanah sebagai akibat degradasi lingkungan Wenten, 2005. Pencemaran air di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia masih menjadi masalah serius. Pada tahun 2006, kerugian ekonomi Indonesia akibat wabah penyakit, kematian balita, dan penambahan biaya pengolahan air yang dipicu oleh kondisi sanitasi yang buruk diperkirakan mencapai USD 6,3 miliar. Pemerintah kota yang telah membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL tersentralisasi hanya 11 kota diantara 95 kota lainnya. Kota yang telah memiliki IPAL, hanya sebagian rumah tangga yang dapat tersambung langsung dengan IPAL. Dengan demikian, sistem IPAL tersentralisasi hanya mencakup 2% penduduk Indonesia Tanaka, 2015. Menurut laporan Bank Dunia bahwa yang mengalami kesulitan mendapatkan air air bersih Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 adalah masyarakat miskin yang berada di daerah pedesaan. Menurut World Health Organization WHO jumlah air minum yang harus dipenuhi agar dapat mencapai syarat kesehatan adalah 86,4 liter/hari/orang. Sedangkan menurut Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum standar kebutuhan air minum untuk masyarakat pedesaan adalah 60 liter/hari/orang. Pada suatu kota, air akan mempengaruhi berbagai aspek yang meliputi kesehatan masyarakat, ekonomi, sosial dan peningkatan kehidupan kota itu sendiri. Air bersih sebagai infrastruktur kota sangat berperan dalam menunjang perkembangan kota, diataranya membutuhkan sistem perencanaan air bersih yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduknya. Pengelolaan sistem penyediaan air bersih yang layak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktifitas perkotaan secara keseluruhan dapat meningkatkan produktivitas kota Raharjo, 2008. Dalam membuat perencanaan pembangunan sarana air bersih perlu dipertimbangkan beberapa kendala, seperti masih adanya sarana pengolah air bersih yang dibangun belum berfungsi secara optimal, dikarenakan kurangnya keterlibatan masyarakat setempat baik dalam perencanaan, konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan. Air masih dianggap sebagai sesuatu yang dapat diperoleh secara gratis, sehingga masyarakat tidak peduli terhadap masalah pembiayaan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan sarana air minum. Penerapan teknologi dalam pembangunan sarana air bersih harus disesuaikan dengan tingkat kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Dengan demikian pemanfaatan sistem teknologi tersebut dapat optimal dan berkembang Mokoginta dkk., 2014. 2. Sumber dan Dampak Pencemaran Air Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009, pencemaran lingkungan adalah masuk dan dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh atau akibat kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Aktifitas manusia dapat menghasilkan zat sisa berupa limbah yang berwujud padat, gas, dan cair. Limbah yang dibuang ke udara, ke permukaan tanah atau wilayah-wilayah perairan dapat menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Ketiga jenis pencemaran tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Bertambahnya jumlah manusia sebanding dengan kebutuhannya tehadap air. Namun pada saat ini, ketersediaan air secara kuantitas dan kualitas semakin menurun. Oleh karena itu, wilayah perkotaan dan pedesaan terancam mengalami krisis air bersih. Permasalahan tersebut salahsatunya diakibatkan oleh masuknya limbah ke badan sungai, danau dan atau air tanah. Sungai merupakan salahsatu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Bagi manusia sungai dapat digunakan untuk kegiatan domestik, pertanian, dan atau industri. Keberadaan benda asing yang mengakibatkan air tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya secara normal disebut pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah regional maupun internasional yang harus dikendalikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air, pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen yang lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya Pasal 1 ayat 2. Sumber pencemaran air dapat terjadi secara alami dan buatan. Pencemaran secara alami diakibatkan oleh letusan gunung, bencana banjir, longsor, dan lain lain. Sedangkan pencemaran buatan diakibatkan oleh perilaku buruk manusia dalam membuang limbah sembarangan, berupa buangan rumah tangga, sarana industri, galian tambang, dan aktifitas pertanian. Di daerah pedesaan pencemaran air umumnya disebabkan oleh limbah rumah tangga secara sembarangan, pertanian, dan peternakan. Air limbah rumah tangga yang dibuang tanpa Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 diolah terlebih dahulu melalui selokan di sekitar rumah yang langsung menuju sungai. Sebagian besar selokan tempat dibuangnya limbah tidak ditutup. Pada daerah datar, air menggenang dan limbah dapat membusuk. Genangan tersebut dapat mengakibatkan berbagai penyakit dan menimbulkan bau tidak sedap. Penggunaan pupuk sebagai pertisida secara berlebihan pada pertanian dapat menimbulkan dampak negatif pada ekosistem air. Sungai atau danau tempat bermuara limbah tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak terkendali diatas permukaan air. Hal tersebut dapat menyebabkan kehidupan organisme di dalamnya tidak berjalan baik. Sementara itu, penanganan yang tidak tepat terhadap kotoran atau sisa makan ternak berpotensi mencemari perairan Masduki dkk., 2007. Di daerah perkotaan pencemaran air umumnya disebabkan oleh perilaku penduduk yang membuang sembarangan ke sungai dan pembuangan limbah industri yang tidak memenuhi baku mutu lingkungan. Sebagian penduduk pinggiran sungai di kota-kota besar Indonesia, penduduk biasa menggunakan sarana untuk mandi, cuci, dan kakus MCK. MCK tersebut digunakan untuk mandi, buang air, dan mencuci pakaian. Dari sekitar 100 juta orang di perkotaan, 18 juta orang diantaranya belum mempunyai WC. Rumah tangga yang mempunyai WC biasanya menggunakan septic tank untuk mengolah air limbah WC. Namun, pengolahan septic tank yang tidak memadai menyebabkan air olahannya mencemari air bawah tanah. Sementara itu, air limbah industri cenderung mengandung zat anorganik yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Zat-zat berbahaya tersebut dapat mencemari perairan yang dilaluinya Tanaka, 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pencemaran adalah toksisitas, konsentrasi, lama waktu paparan, dan volum. Ciri-ciri fisik air yang telah tercemar sebagai berikut 1. Air tercemar kromium dan materi oranganik berwarna kekuningan. Air tercemar besi berwarna merah kekuningan. Sementara pengotor berupa lumpur memberikan warna merah kecoklatan. 2. Kekeruhan menandakan air tanah telah tercemar oleh koloid bio zat yang lekat seperti getah atau lem. Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh. 3. Polutan berupa mineral membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar. 4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen. 5. Rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di daerah sekitar muara sungai. 6. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi. Indikator-indikator fisika dan kimia yang digunakan untuk mengetahui pencemaran air diantarannya 1. Indikator keasaman pH, air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5-7,5 apabila pH air melibihi angkat ersebut maka air sudah dalam keadaan tercemar. 2. Oksigen terlarut DO, digunakan untuk degradasi senyawa organik dalam air, oksigen dalam air ini dihasilkan dari hasil fotosintesis algae. 3. Kebutuhan oksigen biokimia BOD, merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme pengurai untuk menguraikan zat organik dalam keadaan aerob. 4. Kebutuhan oksigen kimiawi COD, merupakan jumlah oksigen yang diperlukan oleh bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun sukar didegradasi. Menurut hasil pemantauan Kementrian Lingkungan Hidup terhadap kualitas air sungai, sebanyak 22 sungai yang terdata pada Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 tahun 2005 dan 2008 mengalami peningkatan pencemaran air. Sebanyak 16 diantaranya dikategorikan tercemar berat. Pencemaran air yang terjadi di perkotaan dan pedesaan dapat berdampak pada kehidupan biota air, kualitas air, kesehatan, dan estetika disekitarnya. Dampak-dampak tersebut diantaranya 1. Dampak terhadap kehidupan biota air berhubungan dengan banyaknya zat pencemar pada air limbah menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Hal tersebut, mengakibatkan kehidupan oranganisme di dalam air terganggu perkembangannya. 2. Dampak terhadap kualitas air berhubungan dengan limbah rumah tangga. Salahsatunya penggunaan septic tank yang tidak memadai. Hal tersebut menyebabkan tercemarnya air tanah. diketahui bahwa spiteng atau tempat penyimpanan limbah terdapat di tanah sementara air tanah 3. Dampak terhadap kesehatan berhubungan dengan mikroba atau bakteri yang masuk ke dalam badan air. Mikroba dan bakteri pathogen ini membawa banyak menjadi sumber penyakit pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah kolera, diare dan sebagainya. 4. Dampak terhadap estetika lingkungan disebabkan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Pada tahun 2006, kerugian ekonomi Indonesia akibat wabah penyakit, kematian balita, dan penambahan biaya pengolahan air yang dipicu oleh kondisi sanitasi yang buruk diperkirakan mencapai USD 6,3 miliar Tanaka, 2015. 3. Kebutuhan Air Bersih Air merupakan kebutuhan bagi kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air dalam kehidupannya, sehingga tanpa air dapat dipastikan tidak ada kehidupan. Keberadaan air di setiap lokasi dipengaruhi oelh adanya siklus air Triatmadja, 2007. Kebutuhan air di perkotaan dan pedesaan dibagi menjadi dua, yaitu air domestik dan air non domestik. 1. Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bagi para penduduk untuk kepentingan kehidupan sehari-hari. lebih luas dari sekedar makanan dan minuman yang dikonsumsi melalui mulut, air bersih diperlukan untuk berbagai kepentingan yang saat ini merupakan kebutuhan pokok, seperti mandi, dan mencuci atau berbagai bentuk kebersihan lainnya. Pedoman Teknis Air Bersih IKK Pedesaan, 1990. Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu  Kota kategori I Metropolitan  Kota kategori II Kota Besar  Kota kategori III Kota Sedang  Kota kategori IV Kota Kecil  Kota Kategori V Desa Kriteria perencanaan air bersih pada masing-masing kategori disajikan pada Tabel 1 berikut Tabel 1. Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk Konsumsi Unit Sambungan Rumah SR Liter/orang/hari Konsumsi Unit Hidran HU Liter/orang/hari Konsumsi Unit Non domestik Niaga Kecil Liter/orang/hari Niaga Besar Liter/orang/hari Industri Besar Liter/detik/ha Pariwisata Liter/detik/ha 1000-5000 Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 Jumlah Jiwa Per SR Jiwa Jumlah Jiwa Per HU Jiwa Sisa Tekan Di Penyediaan Distribusi Meter Volume Reservoir % Max Day Demand Sumber Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996 Tabel 1. Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk Lanjutan Konsumsi Unit Sambungan Rumah SR Liter/orang/hari Konsumsi Unit Hidran HU Liter/orang/hari Konsumsi Unit Non domestik Niaga Kecil Liter/orang/hari Niaga Besar Liter/orang/hari Industri Besar Liter/detik/ha Pariwisata Liter/detik/ha Jumlah Jiwa Per SR Jiwa Jumlah Jiwa Per HU Jiwa Sisa Tekan Di Penyediaan Distribusi Meter Volume Reservoir % Max Day Demand Sumber Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996 2. Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih untuk sarana dan prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau bakal ada berdasarkan rencana tata ruang. Sarana dan prasarana berupa kepentingan sosial/umum seperti pendidikan, tempat ibadah, kesehatan, dan keperluan komersial, seperti perhotelan, kantor, restoran, keperluan industri, pariwisata, pelabuhan, perhubungan dan lain-lain. Pedoman Teknis Air Bersih IKK Pedesaan, 1990. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas Pekerjaan Umum PU dapat disajikan pada Tabel 2, 3, dan 4 berikut Tabel 2. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori I, II, III, dan IV Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 Sumber Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996 Tabel 3. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori V Desa Sumber Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996 Tabel 4. Kebutuhan Air Non Domestik untuk Kategori Lain Stasiun KA dan Terminal Bus Sumber Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, 1996 4. Teknologi Membran untuk Pengolahan Air Secara Desentralisasi Teknologi pengolahan air menggunakan membran menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan dengan proses konvensional. Aplikasi teknologi membran menggunakan energi yang rendah, pemisahan berbasis membran tidak berdasarkan hasil kesetimbangan fasa yang menggunakan banyak energi. Keuntungan lainnya adalah desain modul membran sangat sederahana kompak, mudah dioperasikan, dan tidak membutuhkan peralatan tambahan dalam jumlah banyak. Aplikasi membran untuk pengolahan air tidak membutuhkan penambahan bahan-bahan kimia koagulan, flokulan sehingga ramah bagi lingkungan Wenten, 1997. Proses membran yang dikenal luas dalam pengolahan air adalah proses membran berbasis gaya dorong tekanan seperti membran mikrofiltrasi MF, ultrafiltrasi UF, nanofiltrasi NF, dan reverse osmosis RO. Karakteristik masing-masing disajikan pada Tabel 6 berikut Tabel 5. Perbandingan Proses-Proses Pemisahan dengan Membran Nanofiltrasi & Reverse Osmosis Proses pemisahan antar partikel Proses pemisahan antar molekul Proses pemisahan antar zat terlarut dengan berat molekul rendah garam, glukosa, laktosa, dan micropollutans Tekanan osmotik diabaikan, tanpa memperhitungkan adanya polarisasi konsentrasi Tekanan osmotik diabaikan, tanpa mempertimbangkan adanya polarisasi konsentrasi Tekanan osmotik tinggi, sekitar 1-25 bar Tekanan yang digunakan rendah <2 bar Tekanan yang digunakan rendah 1-10 bar Tekanan yang digunakan tinggi 1-25 bar Struktur asimetrik dan struktur simetrik Ketebalan dari lapisan pemisah Simetrik = 10-150 µm Asimetrik = 1 µm Ketebalan dari lapisan pemisah = 0,1-1 µm Ketebalan dari lapisan pemisah = 0,1-1 µm Pemisahan berdasarkan ukuran partikel Pemisahan berdasarkan ukuran partikel Pemisahan berdasarkan perbedaan di dalam kelarutan dan difusivitas Sumber Wenten, 1997 Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 Selain proses menggunakan membran seperti diatas, proses membran lain yaitu EDI elektrodeionisasi merupakan proses yang umum digunakan di industri mikroelektronik. Selain industri air minum, industri farmasi dan medis juga merupakan industri yang kerap menggunakan proses membran dalam pengolahan airnya. Sistem membran terintegrasi dapat digunakan untuk mengolah air secara desentralisasi. Konsep dan pengoperasian teknologi membran yang relatif sederhana memungkinkan peran masyarakat dalam pengoperasiannya. Teknologi membran memberikan efisiensi yang tinggi terhadap bahan baku dan potensi daur ulang by-product sehingga dapat memaksimalkan perolehan produk. Selain itu, konstruksi membran yang modular memudahkan melakukan scale-up untuk kapasitas pemakaian yang lebih besar Wenten, 2015. Khusus untuk daerah pedesaan terpencil dan kondisi bencara, teknologi membran banyak diaplikasikan dalam penyediaan air bersih dan air minum. Kemampuan teknologi membran ultrafiltasi dalam menghasilkan air berkualitas hanya dalam satu tahap saja, tanpa penggunaan bahan kimia, merupakan kelebihan dibandingkan dengan teknologi konvensional yang ada. Konsumsi energi dapat diminimumkan, bahkan unit-unit filtrasi dapat dioperasikan tanpa listrik sekalipun. Teknologi ini telah diaplikasikan dalam penanganan bencana tsunami dan gempa bumi Aceh dan Sumatra Utara Wenten, 2010. Teknologi membran portabel merupakan solusi air untuk komunitas di masa depan. Konstruksi teknologi ini merupakan modul tunggal yang mengintegrasikan tiga tahap filtrasi, yaitu karbon aktif, membran hollow fine fiber, dan bioceramic. Karbon aktif mengurangi bau tidak sedap, senyawa organik, dan residu klorin. Membran hollow fine fiber dapat menghilangkan hampir 100% koloid, bakteri, virus, dan seluruh partikulat penyebab turbiditas. Bioceramic berfungsi sebagai agen alkalinitas dan meningkatkan kualitas anti oksidan dan meningkatkan kesegaran air minum. Produksi air menggunakan teknologi ini dapat dilakukan secara kontinyu dengan kualitas tinggi yang jernih dan segar. Pengoperasiannya tanpa listrik, dapat di-backwash, dan portabel, cocok untuk aktivitas luar ruangan dan darurat dengan kapasitas 250 mL/pompaan Wenten, 2010. 5. Penyediaan Air Bersih Pendekatan pola lama dalam pembangunan membagi sektor ke dalam sub-sektor pedesaan dan perkotaan seperti diperlihatkan pada Gambar 1 terdapat garis yang jelas antara keduanya, yaitu batas wilayah administrasi. Batasan tersebut menjadi pembagian tanggung jawab dalam pendanaan dan pengelolaannya. Berdasarkan pola tersebut, penyediaan air bersih di pedesaan pada masa lalu banyak yang menggunakan model satu desa single village, artinya suatu proyek air bersih dibangun untuk melayani penduduk dalam satu desa. Cakupan wilayah dibatasi oleh wilayah administrasi desa. Demikian pula pengelolaannya biasanya masuk ke dalam struktur pemerintahan desa. PerkotaanBesar, padat, pusat komersil,dan pertahanan Saling tergantungPedesaanKecil, tersebar, terasingbertani, memenuhi kebutuhan sendiriUkuran permukiman/jumlah penduduk/batas administrasif/waktu/kepadatanGambar 1. Klasifikasi Permukiman dalam Perkotaan dan Pedesaan Sumber Adaptasi Masduki dkk., 2007 Model lain dari penyediaan air di pedesaan adalah multi-village system lebih dari satu desa. Model ini relatif lebih kompleks dibanding model satu desa, baik ditinjau dari aspek teknis maupun pengelolaannya. Ada dua sistem distribusi pada multi-village system, yaitu a. Sumber air di satu desa digunakan untuk melayani penduduk di beberapa desa lain b. Air dari kota seperti dari PDAM disalurkan ke beberapa desa di sekitar kota Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 Sistem penyediaan air bersih terdiri dari sistem tranmisi dan sistem distribusi. Sistem transmisi air baku adalah sistem pengaliran air dari sumber air ke lokasi pengelolaan air atau ke titik awal jaringan distribusi. Bangunan-bangunan yang terdapat dalam sistem transmisi terdiri dari bak pelepas tekan BPT, free intake, dan bronkaptering. Sistem pendistribusian air biasanya terdiri dari reservoir dan jaringan pipa. Reservoir merupakan bangunan penampung air minum sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan atau masyarakat. Reservoir dapat diletakkan di dalam tanah atau di atas tanah dalam bentuk menara/tower. Jaringan pipa merupakan saluran tertutup yang memiliki penampung lingkaran untuk mengalirkan air dengan tampang aliran penuh. Sistem jaringan pipa terdiri dari jaringan pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi. Beberapa jenis jaringan pipa yang biasa digunakan disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Beberapa Jenis Pipa yang Biasa Digunakan Murah, mudah ditemukan di pedesaan Ringan, mudah diangkut dan dipasang, tidak bereaksi dengan air Ringan, mudah diangkut dan dipasang, tidak bereaksi dengan air, panjang bisa mencapai 100 m tanpa sambungan untuk diameter kecil Berat, transportasi dan insulasi lebih mahal Sumber Triatmadja, 2008 Proses pemilihan teknologi tergantung pada strategi dasar yang diambil oleh perencana dan kecendrungan umum dalam sector air bersih dan sanitasi. Pada tahap analisis, aspek yang menjadi bahan pertimbangan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap implementasi teknologi penyediaan air bersih dan sanitasi. Beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknologi tepat guna adalah aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi finansial, institusional, dan lingkungan. Aspek yang berpengaruh terhadap pemilihan teknologi penyediaan air bersih dan sanitasi meliputi aspek teknis, lingkungan, institusional, kemasyarakatan dan manajerial, dan aspek finansial. Pemilihan teknologi penyediaan air bersih dinyatakan dengan model konsep yang dibangun oleh The Institute of Universidad del Valle Colombia. Model konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 berikut Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 Teknologi yang umum digunakanKemampuan dan kemauan membayarAnalisis biayaEfisiensi teknologiKetersediaan sumber daya dan bahanSosial budaya lokalPilihan TeknologiSustainabilityLevel 0 dan 1Level 2Level 6Level 5Level 4Level 3Gambar 2. Skema Umum Model Konsep Pemilihan Teknologi Sumber Adaptasi The Institute of Universidad del Valle Colombia Penyediaan air bersih di daerah perkotaan Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dibawah pengawasan masing-masing pemerintah daerah. PDAM bertanggung jawab dalam melakukan pengolahan air bersih. Biasanya air yang bersumber dari mata air atau sungai dilakukan penanganan sampai air memenuhi spesifikasi untuk dialirkan ke rumah tangga yang membutuhkan. Beberapa pelaku industri biasanya mempunyai pengolahan air sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaku industri yang tidak mempunyai pengolahan air biasanya membeli kepada PDAM atau pihak berwenang di kawasan industri setempat. Penyediaan air di pedesaan dilakukan oleh pemerintah desa setempat dengan membangun bak penampung air terintegrasi yang nantinya dialirkan ke rumah penduduk. Kebanyakan penduduk desa biasanya mempunyai sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hanya apabila terjadi kejadian luar biasa, seperti kemarau panjang, gunung meletus, banjir, dan longsor penduduk membutuhkan bantuan air bersih dari pihak pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki kendaraan khusus yang mengangkut air bersih untuk dibagikan ke bak-bak penampung yang terdapat di setiap kampung. Penyediaan air di perkotaan dan pedesaan seringkali tidak sesuai dengan kehendak penduduk baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut disebabkan oleh persediaan air yang semakin berkurang. Krisis yang terjadi disebabkan berkurangnya cadangan air di sumbernya maupun oleh pencemaran lingkungan. 6. Kesimpulan dan Tantangan Permasalahan pencemaran air di perkotaan dan pedesaan dapat diatasi dengan adanya kerjasama dari tiga elemen penting yaitu, perguruan tinggi, pemerintah, dan pengusaha. Peran perguruan tinggi sebagai lembaga peneliti dan pengembangan teknologi yang tepat guna dan dapat diaplikasikan secara efektif dan efisien. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus mampu membuat kebijakan strategis bagi masyarakat dan mulai melirik teknologi pengolahan air terkini dibanding pengolahan konvensional. Dukungan dari pihak pengusaha bisnis juga diperlukan untuk menunjang program-program dari pemerintah dengan menginventasikan modalnya ke bidang teknologi pengolahan dan penyediaan air bagi masyarakat perkotaan dan pedesaan. Pengembangan teknologi harus relevan sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Seringkali teknologi yang canggih dan terbaru tidak dapat berjalan karena masyarakat yang belum siap dengan kehadiran teknologi tersebut. Permasalahan ekonomi juga dapat menjadi penghambat ketika teknologi yang diterapkan memerlukan biaya investasi Fauzy Faisal Awaludin AS, Permasalahan Pencemaran dan Penyediaan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan, 2015 yang besar. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL merupakan teknologi pengolahan limbah dalam jumlah besar. IPAL terintegrasi sangat efisien dan ekonomis sehingga cocok di daerah Indonesia. Teknologi membran merupakan alternatif lain yang dapat diterapkan untuk mengolah air yang tercemar. Teknologi membran terintegrasi dapat dimanfaatkan untuk mengolah air secara desentralisasi. Khusus untuk daerah terpencil pedesaan dan kondisi bencana. Teknologi membran ultrafiltasi portabel dapat diaplikasikan dalam penyediaan air bersih dan air minum. Pengoperasian teknologi ini relatif sederhana, memberikan efisiensi yang besar, dan mengkonsumsi energi yang minimum. Hal yang paling utama dalam menangani permasalahan pencemaran air adalah membangun komunikasi dan kerjasama yang lancar diantara pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya. Pembinaan sumber daya manusia SDM dan pengembangan jaringan kerjasama perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air. Pelatihan terstruktur yang biasa dilakukan oleh pusat pengembangan teknologi tepat guna pengolahan limbah cari PUSTEKLIM kepada masyarakat dan program-program seperti program kali bersih PROKASIH perlu digalakan lagi agar dapat menjadi solusi untuk mengatasi krisis air yang terjadi di perkotaan dan pedesaan. Daftar Pustaka Komalia, Kiki., Indrawan, Ivan., Analisis Pemakaian Air Bersih PDAM Untuk Kita Pematang Siantar, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatra Utara. Masduki, Ali., Hadi, Wahyono., Endah, Noor., Soedjono, Edddy. S, Teknologi Penyediaan Air Bersih Pedesaan Studi Kasus di Kabupaten Mojokerto, Program Pascasarjana Teknik Sipil, FTSP, ITS, 2007. Mokoginta, Fachruddin., Halim, Fuad., Kawet, Lingkan., Jasin, Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Lobong, Desa Muntoi, dan Desa Inuau Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi, 2014. Raharjo, P. Nugro, Masalah Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Tiga Desa Di Kabupaten Ende, Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, 2008. Setiadi, T., Suwardiyono., Wenten, Treatment of Textile Waste Water by a Coupling of Activated Sludge Process with Membrane Separation, Department of Chemical Engineering, Institut Teknologi Bandung, 2005. Sukadana, Perencanaan dan kajian Teknis Sistem Perpipaan Air Bersih di Desa Kenderan-Gianyar, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana. Syahril, Nurdin, Kajian Manajemen Proyek Penyediaan Air Bersih Perkotaan Daerah Berbukit dengan Sumber Air Sungai, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Tanaka, Nao, Teknologi Tepat Guna & Dunia Alternatif, Kelompok Gramedia Jakarta, 2015. Wenten, Membran Untuk Pengolahan Air, Institut Teknologi Bandung, 1997. Wenten, Teknologi Membran Dalam Pengolahan Air dan Limbah, Konferensi Persatuan Insinyur Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2005. Wenten, Teknologi Membran dan Aplikasinya di Indonesia, Diktat Kuliah Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, 2010. Wenten, Aryanti, Hakim, Khoiruddin, Karakterisasi Membran, Diktat Kuliah Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, 2011. Wenten, Teknologi Membran Prospek dan Tantangannya, Diktat Kuliah Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, 2015. ... Degradasi lingkungan juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya sumber air baku seperti mata air, sungai, danau, dan air tanah Awaludin, 2015 194 ...Air bersih merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih umunnya adalah masyarakat miskin yang berada di wilayah pedesaan. Sumber air utama bagi masyarakat terpencil di pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat berasal dari muara Sungai Kapuas. Air tersebut merupakan air gambut dan payau. Penerapan teknologi dalam pembangunan sarana air bersih harus disesuaikan dengan tingkat kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini pembuatan sarana pengolahan air bersih dengan metoda filtrasi menggunakan media filter dari bahan baku lokal. Metoda pelaksanaan berupa pelatihan penggunaan media filtrasi berupa pasir koral, kaolin, dan karbon aktif dalam pengolahan air. Berdasarkan evaluasi kegiatan, penggunaan bahan lokal yang murah, mudah didapat dan diolah pada pengolahan air akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di daerah pesisir. Hal ini juga sangat mendukung proses keberlangsungan dan keberlanjutan penggunaan instalasi pengolahan air oleh masyarakat secara mandiri.... Global climate change impacts water resources in the world, including in Indonesia [6]. Moreover, the need for clean water always increases from year to year, while pollution and damage, which cause the loss of water sources, continue to occur [7]. Indonesia accounts for 6% of the world's water resources, but ironically, most of the areas in Nusa Tenggara Timur, Java, Bali, and Sulawesi experience a shortage of clean water supplies [8]. ...... Research on the analysis of environmental pollution has been carried out by several researchers beforehand such as those stated by Awaludin [10]. Groundwater pollution in Bandung has reached a very alarming level. ...MarianaMuhammad Zaki Mahidin A. TalebSafarul AufaEnvironment is a habitat for all living things in the universe. Therefore, it must be preserved, especially on the surface and ground water. Environmental pollution in almost all over the world recently has been in a very alarming level. The main focus of this paper is to analyze the level of pollution on the surface and ground water that is influenced by industrial activities and other human activities. The method used in this research is field and laboratory investigations, and the material analyzed is the surface water and ground water samples. The analysis shows that industrial activities and human activities carried out so far correlated to the occurrence of pollution on the surface and ground water. The analysis showed that the heavy metal Ph at the highest water level of mg/L was recorded in Lhokseumawe City. While the highest heavy metal Ph was also found in Lhokseumawe City by mg/L. The results of the analysis of heavy metals in groundwater analyzed at the three locations show that Lhokseumawe City is also the highest with mg/L compared to Bireuen and Aceh Utara District. While Aceh Utara District has the highest pollution for heavy metals Pb of mg/L. Thus, there needs to be a supervision in active industries so that environmental pollution can always be stable in the future.... Urban areas are known for their high population density, which may bring about pollution issues [4]. For instance, the majority of urban populations have unfortunately developed a behavior of discarding their refuses directly to the river, and there is a growing number in industrial estates that dispose of improperly treated wastes into the environment, introducing pollutants to waters [5]. Since contaminants can affect the overall quality of waters, human activities are often associated with the reduced usability of several bodies of water [6]. ...Setu Babakan in the City of Jakarta Selatan contributes economically as a water tourist attraction. With its location in an urban area, growing human activities in its surroundings pose threats of contamination and reduction to its water quality. This research set out to analyze the water quality based on the Class II water quality standard issued in the Governmental Regulation No. 82 of 2001, determine the water quality index, and assess the pollution loading capacity of Setu Babakan. It drew on primary data collected by sampling water at four points in the inlet, middle, and outlet. The parameters observed were temperature, TDS, TSS, pH, nitrate, phosphate, detergent, BOD, and COD, using the CCME method to determine the water quality index and the Regulation of the Minister of Environment No. 28 of 2009 to examine the pollutant loading capacity. The results showed that 1 the pH, TSS, BOD, COD, phosphate, and detergents levels had exceeded the water quality standards, 2 the water quality index of Setu Babakan was categorized as marginal to fair, and 3 this body of water could no longer carry pollutant loads that contributed to TSS, BOD, and COD accumulation.... Jarak sumur galian dengan saluran pembuangan air limbah SPAL bekas mandi maupun cucian memiliki jarak kurang dari 10 m. Menurut Awaludin [13] , di daerah pedesaan pencemaran air umumnya disebabkan oleh limbah rumah tangga secara sembarangan, pertanian, dan peternakan. Air limbah rumah tangga yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu melalui selokan di sekitar rumah yang langsung menuju sungai. ... Iga MaligaAbdul HamidSanitasi berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat dalam aspek air bersih dan sarana pembuangan sampah. Banyak penyakit yang disebabkan oleh buruknya sanitasi sehingga akses sanitasi layak menjadi salah satu hak asasi manusia yang wajib didapatkan oleh setiap warga masyarakat yang ditetapkan oleh PBB. Faktor air bersih dan sarana pembuangan sampah menjadi hal dasar yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Desa Kukin, merupakan salah satu desa tertinggal di Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aspek sanitasi layak yang seharusnya sudah terpenuhi di masyarakat akan tetapi masih ditemukan di lapangan bahwa aspek tersebut belum terpenuhi 100%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan sanitasi terutama pada aspek air bersih dan pembuangan sampah serta pola Buang Air Besar Sembarangan BABS. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 223 orang responden yang tersebar pada 5 dusun yang diambil dengan proses random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 78,3 % responden membiarkan sampahnya ditumpuk begitu saja dan sisanya adalah dibakar sebanyak 21,7%. Aspek sampah pada penelitian ini masih belum mendapatkan pengelolaan lebih lanjut karena alasan keterbatasan sarana dan prasarana. Terkait dengan aspek air bersih, 76% sumber air bersih yang digunakan berasa dan 24% sisanya tidak berwarna dan tidak berasa. Terakhir, terkait dengan aspek Buang Air Besar Sembarangan BABS 52% responden memilih menggunakan septic tank, 40% responden memilih membuang air besar di got, melakukan BAB di sungai 5% dan 3% responden memilih opsi lain-lain.... The presence of matter which results in water not meeting the quality standard and cannot be used normally is called water pollution [5]. According to Government Regulation No. 20 of 1990 concerning Water Pollution Control that water pollution is defined as the entry of living things, substances, energy, and / or other components into water by human activities so that the water quality drops to a certain level which causes water no longer function according to its designation. ...Turbidity has an indication that the liquid has been contaminated. In the testing process, turbidity in water can only be measured by sampling. To be able to maintain the quality of water, required a tool that can monitor and measure the level of turbidity of water in real time. water turbidity sensor SEN0189 is a sensor that works by measuring the amount of light from infrared led into the phototransistor that will produce the output voltage on the sensor. The study was conducted to be able to characterize the ability of sensors in detecting water turbidity. The method used is to test the sensors using sediment soil that has been filtered with a diameter of <60μm to be added into the pond containing 1 liter of water. The results show that the greater the concentration of sediment dissolved in the water pool the sensor output voltage will be smaller. The sensor has a sensitivity of and the output voltage when the sensor detects 0 NTU is volts with 5V operating voltage and the sensor can detect water turbidity linearly within the test range NTU to research was conducted to investigate the capability of a coupling of activated sludge and microfiltration processes with backflushing technique to reduce organic carbon and color in textile wastewater. In this study, the optimum condition of membrane operation was obtained at m/s cross-flow velocity CFV and bar transmembrane pressure TMP. On the other hand, the optimum condition of backflushing technique was obtained at bar pressure applied for 1 second at interval. With this optimum condition, the flux was relatively stable at L/m 2 .h for all SRT. At steady state, the effluent COD decreased with increasing SRT. The COD removal was more than 82 % and color removal was more than 95 %. The microorganisms involved in the system were found to be slow-growing microorganisms. Therefore, the coupling of activated sludge and membrane separation processes successfully proceeded to treat textile wastewater. Complete solids removal as well as a significant degree of organic and color removal was achieved. Sludge production was also low amounting to less than g dried cells/ g COD removed. Thus, the treatment of unsettled textile wastewater to a tertiary effluent quality in a single unit process was made research was conducted to investigate the capability of a coupling of activated sludge and microfiltration process with backflushing technique to reduce organic carbon and color in textile wastewater. This study shows that the optimum condition of membrane operation obtained at m/s cross-flow velocity CFV and bar transmembrane pressure TMP. The optimum condition of backflushing technique obtained at bar pressure for 1 second with minute interval. With this optimum condition, the flux was relatively stable at L/m 2 .h for all SRT. At steady state, the effluent COD decreased with increasing SRT. The COD removal was more than 82 % and color removal was more than 95 %. The microorganisms involved in the system was found to be slow-growing microorganisms. Therefore, it can be concluded that the coupling of activated sludge and membrane separation processes was successfully used to treat textile wastewater. As well as achieving complete solids removal, a significant degree of organic and color removal, it also achieved a low sludge production less than than g dried cells/ g COD removed. Thus, the treatment of unsettled textile wastewater to a tertiary effluent quality in a single unit process is now Pemakaian Air Bersih PDAM Untuk Kita Pematang Siantar, Departemen Teknik SipilKiki KomaliaIvan IndrawanKomalia, Kiki., Indrawan, Ivan., Analisis Pemakaian Air Bersih PDAM Untuk Kita Pematang Siantar, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatra Sistem Penyediaan Air Bersih Desa LobongFachruddin MokogintaHalimFuadKawetLingkanM I JasinMokoginta, Fachruddin., Halim, Fuad., Kawet, Lingkan., Jasin, Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Lobong, Desa Muntoi, dan Desa Inuau Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi, dan kajian Teknis Sistem Perpipaan Air Bersih di Desa Kenderan-GianyarI G SukadanaSukadana, Perencanaan dan kajian Teknis Sistem Perpipaan Air Bersih di Desa Kenderan-Gianyar, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Manajemen Proyek Penyediaan Air Bersih Perkotaan Daerah Berbukit dengan Sumber Air SungaiNurdin SyahrilSyahril, Nurdin, Kajian Manajemen Proyek Penyediaan Air Bersih Perkotaan Daerah Berbukit dengan Sumber Air Sungai, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas G WentenP T P AryantiA N HakimKarakterisasi KhoiruddinMembranWenten, Aryanti, Hakim, Khoiruddin, Karakterisasi Membran, Diktat Kuliah Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, dan Tantangannya, Diktat Kuliah Teknik KimiaI G WentenTeknologi MembranWenten, Teknologi Membran Prospek dan Tantangannya, Diktat Kuliah Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, 2015.

Tulisjenis kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak luar yang diikuti peserta didik, misalnya : Menanam seribu pohon, Peringatan Hari LH, Kemah Hijau, Gerakan Seribu Lubang Resapan Biopori, Menanam Mangrove, sebutkan lainnya. Tulis nama sarpras untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah, misalnya : Air Bersih Tempat sampah

Jakarta - Pengadaan akses air bersih sangat penting untuk meningkatkan standar kesehatan rakyat Indonesia. Bahkan pengadaan air bersih termasuk dalam salah satu target Millenium Development Goals MDGs Indonesia untuk tahun 2015. Targetnya, 68,97 persen rakyat sudah mendapat akses air bersih pada tahun berdasarkan dara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, baru 47 persen masyarakat yang mendapat akses air bersih. Padahal masalah soal air bersih tidak hanya membicarakan soal air untuk kebutuhan rumah tangga, namun juga soal sanitasi lingkungan, sumber daya manusia, hingga angka kematian ibu dan bayi di Khusus Presiden untuk MDGs, Prof Dr dr Nila Moeloek, SpMK, mengatakan bahwa kekurangan air bersih tidak boleh disepelekan. Karena akan berdampak langsung pada standar kesehatan rakyat Indonesia. "Contoh mudahnya adalah diare. Bayangkan kalau air minum yang kamu konsumsi tidak bersih, kamu jadi sakit perut, diare dan tentunya harus berobat. Kan biaya itu," tutur Prof dan penyakit lainnya memang terkesan memiliki dampak kecil, karena hanya berpengaruh terhadap satu orang individu tersebut. Akan tetapi, Prof Nila mengingatkan bahwa masalah air bersih juga memiliki efek jangka panjang dan satunya adalah efek air bersih bagi kesehatan ibu hamil. Jika ibu hamil tak mendapat suplai air bersih yang cukup, hal tersebut otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan janin. Efeknya, pertumbuhan janin tak maksimal dan kesehatan ibu pun terancam."Pengaruh langsungya ke ibu hamil. Tingginya AKI angka kematian ibu salah satunya adalah karena faktor kurangnya air bersih. Ibu minum air tidak bersih akan sakit, perkembangan janin terganggu, belum kalau ditambah sanitasi lingkungan yang buruk, dan ibu akhirnya meninggal ketika melahirkan. Ketika lahir pun anak akan rentan sakit, bisa juga stunting," terang profesor berusia 65 tahun saja, mencapai target 68,97 persen pada 2015 nampaknya akan sulit dilakukan. Menurut Prof Nila, masalah utamanya terletak pada kontur geografis Indonesia yang luas dan beragam."Memang mungkin sulit tercapai. Tapi bukan berarti pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum PU tidak ada kerjanya. Geografis Indonesia kan luas, beragam, jadi tidak semudah itu," tutur Prof Nila, kepada detikHealth dan ditulis Minggu 31/8/2014.Tiap daerah memang mempunyai masalah geografis yang berbeda, sehingga masalah soal air bersihnya pun berbeda pula. Seperti di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, masalah air bersih terletak pada sedikitnya sumber air yang bisa digunakan. Sehingga pada musim kemarau, masyarakat rentan mengalami itu di Papua, masalahnya ada pada sumber air yang jauh. Masyarakatnya tinggal di daerah pegunungan, sementara sumber air ada di dataran rendah. Hal tersebut juga dialami oleh masyarakat Kabupaten Subang, Jawa Nyalindung yang masuk dalam daerah Kabupaten Subang, tak jauh dari pusat rekreasi air panas Sari Ater, sampai tahun 2012 belum mendapat akses air bersih dan sanitasi pribadi. Hampir seluruh warga menggantungkan sumber air mereka dari sungai yang mengalir tak jauh dari kampung, karena air sumur mereka tak jernih dan berwarna kekuningan."Kampung kami di daerah pegunungan, bukannya sulit air namun air yang ada tidak bersih. Mandi, mencuci, air minum, masak, sampai buang air semuanya di situ. Kadang juga kalau musim kemarau sering surut, nah pas itu baru susah airnya," tutur Agus Ketua RT 04 Kampung Nyalindung ketika dikunjungi detikHealth beberapa waktu hal itu, Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat PESAT bagian Subang akhirnya mencari bantuan pihak swasta, dalam hal ini PT Tirta Investama selaku produsen merek dagang air mineral kemasan AQUA. Kerja sama AQUA, LSM PESAT dan masyarakat menghasilkan solusi bagi masalah air bersih di Kampung Nyalindung. Pompa air dibuat untuk mengambil air dari sumber dan dipompa ke dua bak tampung ukuran besar, dan dialirkan ke rumah-rumah warga memanfaatkan gaya Kemitraan BersamaApa yang dilakukan oleh LSM PESAT, AQUA dan Masyarakat Kampung Nyalindung dapat menjadi contoh untuk mengatasi permasalahan akses air bersih di daerah-daerah lain di Indonesia. Kerjasama antara pihak terkait diperlukan agar perencanaan pemuntasan masalah dapat dilakukan dengan matang dan masih dalam tahap yang dapat dilakukan oleh Abidin, SR-CSR AQUA untuk daerah Subang mengatakan bahwa proyek pengadaan air bersih untuk Kampung Nyalindung memerlukan waktu kurang lebih dua tahun. Mulai dari perencanaan, sosialisasi ke masyarakat, pembangunan hingga penyuluhan soal pemeliharaan sarana dan prasarana yang telah dilakukan."Penanganan air bersih sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Desa. Dan terjadwal dilakukan untuk tahun 2016. Kami hanya membantu mempercepat prosesnya saja," lain pihak, LSM PESAT membantu sosialisasi proyek ini kepada masyarakat. Caranya adalah dengan mengajak masyarakat terlibat langsung dalam keseluruhan proses mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan."Prinsipnya adalah perencanaan, pengerjaan dan pengelolaan semuanya dilakukan oleh warga. Makanya tidak usah terlalu ribet dan canggih, sederhana saja. Seperti meletakkan bak tampung terbesar di atas pemukiman warga, jadinya kan airnya turun sendiri, tidak perlu disedot atau pakai pompa," ujar Wawan Gunawan, Koordinator PESAT untuk daerah Kampung Nyalindung kini memiliki akses air bersih kepada kurang lebih 250 kepala keluarga KK yang ada disana. Selain itu, dengan menggunakan sistem tarif Rp untuk tiap 10 Kubik liter air yang digunakan warga, biaya untuk pemeliharaan dan pengelolaan juga sudah tertangani. Semuanya dilakukan oleh Badan Pengelola Sumber Air Bersih BPSAB yang anggotanya adalah warga Kampung Nyalindung Nila Moeloek pun mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya, memang harus ada kemitraan bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, LSM, dan juga pihak swasta agar masalah akses air bersih dapat segera tertangani."Kemitraan bersama ini yang harus ditingkatkan. Pihak swasta jika ingin bantu silahkan tak akan ditolak. Tapi yang paling utama adalah masyarakat harus diedukasi, Pemda jangan hanya salahkan pusat namun juga turut membantu, sementara pemerintah pusat terus melaksanakan program agar pembangunan Indonesia berjalan maksimal," tutupnya. up/up Definisitersebut tersirat bahwa individu, keluarga atau masyarakat yang mampu mengatasi masalah sosialnya akan lebih sejahtera. Begitu juga keluarga atau masyarakat yang kebutuhannya terpenuhi, seperti kebutuhan pendidikan, makanan, pakaian, rumah, , kesehatan, air bersih dan transportasi akan merasa sejahtera.
Sebutkan Pihak Pihak Yang Mengalami Permasalahan Air Bersih – Permasalahan air bersih menjadi salah satu isu penting dalam era modern. Air bersih adalah salah satu hal yang penting untuk kesehatan manusia. Namun, isu ini sering diabaikan oleh banyak pemerintah di seluruh dunia. Oleh karena itu, ada banyak pihak yang terlibat dalam permasalahan air bersih, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertama, pemerintah adalah salah satu pihak yang terlibat dalam permasalahan air bersih. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi air bersih yang tersedia di wilayah mereka. Mereka harus menjamin bahwa sumber daya air bersih yang tersedia dapat mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat. Pemerintah juga harus bertindak untuk melindungi lingkungan dan mengawasi kualitas air yang dihasilkan untuk menjamin kualitas air bersih yang diperoleh masyarakat. Kedua, industri adalah salah satu pihak yang terlibat dalam masalah air bersih. Industri bertanggung jawab untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka. Mereka harus memastikan bahwa limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kualitas air bersih. Industri juga harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Ketiga, masyarakat adalah pihak lain yang terlibat dalam permasalahan air bersih. Masyarakat harus menjaga lingkungan di sekitar mereka dengan cara menghentikan pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan ke lingkungan. Mereka juga harus menggunakan air bersih secara bijaksana sehingga dapat mengurangi kebutuhan air bersih yang terus meningkat dan menjaga kualitas air bersih yang tersedia. Keempat, pihak swasta adalah pihak lain yang terlibat dalam permasalahan air bersih. Pihak swasta harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Pihak swasta juga harus menjaga kualitas air bersih dengan cara mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka. Kelima, badan internasional juga terlibat dalam permasalahan air bersih. Badan internasional bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengembangkan standar air bersih yang dapat diterapkan di seluruh dunia untuk menjamin kualitas air bersih yang diperoleh masyarakat. Pihak-pihak yang disebutkan di atas merupakan pihak yang terlibat dalam permasalahan air bersih. Mereka semua bertanggung jawab untuk menjamin kualitas air bersih yang tersedia dan menjaga lingkungan dari bahaya yang dapat disebabkan oleh limbah dan sampah. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah air bersih agar kualitas air bersih yang tersedia dapat terjaga. Penjelasan Lengkap Sebutkan Pihak Pihak Yang Mengalami Permasalahan Air Bersih1. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi air bersih yang tersedia di wilayah mereka. 2. Industri bertanggung jawab untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka. 3. Masyarakat harus menjaga lingkungan di sekitar mereka dengan cara menghentikan pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan. 4. Pihak swasta harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. 5. Badan internasional bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. 1. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi air bersih yang tersedia di wilayah mereka. Air bersih merupakan sumber daya alam yang sangat penting. Ketersediaan air bersih yang tersedia di wilayah tertentu menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatur dan mengawasi. Namun, banyak faktor yang mempengaruhi ketersediaan air bersih, seperti lokasi geografis, iklim, kualitas lingkungan, dan tingkat polusi. Semuanya berpengaruh pada ketersediaan air bersih yang tersedia. Selain itu, beberapa pihak yang terlibat dalam masalah air bersih juga bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi ketersediaan air bersih. Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air bersih yang tersedia di wilayah mereka dapat diakses oleh warga dan menjamin bahwa air bersih tersebut aman untuk diminum. Selain pemerintah, organisasi internasional seperti Bank Dunia dan PBB juga bertanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam menangani masalah air bersih. Organisasi-organisasi ini menyediakan bantuan teknis dan finansial untuk membantu pemerintah meningkatkan ketersediaan air bersih di wilayah mereka. Pihak lain yang juga terlibat dalam masalah air bersih adalah masyarakat lokal. Mereka bertanggung jawab untuk memahami dan mengevaluasi kualitas air bersih yang tersedia di wilayah mereka dan memastikan bahwa air tersebut aman untuk diminum. Masyarakat juga bertanggung jawab untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan, seperti mengendalikan polusi lokal dan mengurangi konsumsi air, untuk memastikan bahwa air bersih tersebut tetap tersedia. Industri juga bertanggung jawab untuk menjaga air bersih yang tersedia di wilayah mereka. Industri harus mematuhi peraturan pemerintah tentang pengelolaan air bersih dan memastikan bahwa air yang digunakan dalam proses produksi tidak mengganggu kualitas air bersih yang tersedia. Akibatnya, berbagai pihak harus bekerja sama untuk menangani masalah air bersih. Pemerintah harus mengatur dan mengawasi ketersediaan air bersih di wilayah mereka, organisasi internasional harus membantu pemerintah dalam hal ini, masyarakat harus memahami dan mengevaluasi kualitas air bersih, dan industri harus mematuhi peraturan pemerintah tentang pengelolaan air bersih. Dengan berkolaborasi, semua pihak yang terlibat dapat menjamin ketersediaan air bersih yang aman untuk dikonsumsi. 2. Industri bertanggung jawab untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka. Air bersih adalah komponen penting dalam kehidupan manusia. Ini sangat penting untuk menjaga kesehatan manusia dan lingkungan. Namun, air bersih menjadi masalah utama di seluruh dunia. Air bersih tercemar oleh berbagai zat dan bakteri yang beracun yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Ada beberapa pihak yang mengalami masalah air bersih. Pertama, masyarakat lokal. Masyarakat lokal adalah orang yang paling terpukul oleh masalah air bersih. Mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang aman untuk diminum, mandi, dan membersihkan rumah. Mereka juga terpapar berbagai zat beracun dan bakteri yang beracun dalam air yang dikonsumsi. Kedua, industri. Industri bertanggung jawab untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka. Perusahaan-perusahaan ini harus mematuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun, banyak industri yang gagal melakukannya. Limbah yang dihasilkan oleh proses produksi mereka mengandung zat beracun dan bakteri berbahaya yang berpotensi mengontaminasi air bersih. Ketiga, pemerintah. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola air bersih dengan baik. Mereka harus memastikan bahwa air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat aman dan bersih. Pemerintah juga harus mengatur standar kualitas air yang ditetapkan untuk industri dan memastikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mematuhi standar tersebut. Keempat, organisasi lingkungan. Organisasi lingkungan adalah organisasi yang didedikasikan untuk melindungi dan mempertahankan kualitas air bersih. Mereka mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya air bersih dan cara-cara untuk menjaga kualitas air. Mereka juga mengkampanyekan untuk memperbaiki air bersih di seluruh dunia. Seluruh pihak yang terlibat dalam masalah air bersih memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan. Mereka harus bekerja sama untuk memastikan bahwa air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat aman dan bersih. Hanya dengan bekerjasama, semua orang dapat menikmati air bersih yang aman dan bersih. 3. Masyarakat harus menjaga lingkungan di sekitar mereka dengan cara menghentikan pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan. Air bersih adalah salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia. Air bersih memainkan peran penting dalam kehidupan manusia untuk segala hal mulai dari minum, mandi, mencuci, hingga menyiram tanaman. Namun, seiring berjalannya waktu, air bersih semakin tidak bersih akibat berbagai permasalahan yang disebabkan oleh berbagai pihak. Tak hanya itu, air bersih juga menjadi salah satu permasalahan yang paling memprihatinkan di seluruh dunia. Berbagai pihak yang mengalami permasalahan air bersih tersebut meliputi pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan air bersih dengan baik. Di sisi lain, industri juga bertanggung jawab untuk mencegah pencemaran air bersih dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan pembuangan limbah dan sampah yang berbahaya. Selain itu, masyarakat juga merupakan salah satu pihak yang mengalami permasalahan air bersih. Masyarakat harus menjaga lingkungan di sekitar mereka dengan cara menghentikan pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan. Masyarakat bisa menghindari pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan dengan cara mengolah dan menggunakan sampah dengan bijak. Masyarakat juga bisa mengurangi penggunaan produk yang mengandung bahan kimia berbahaya dan mengubah pola makan menjadi makanan organik. Selain itu, masyarakat juga harus mengajak orang lain untuk ikut berkontribusi dalam menjaga kualitas air bersih. Masyarakat juga bisa menyebarkan informasi mengenai air bersih dan berbagai pihak yang mengalami permasalahan air bersih. Dengan membagikan informasi ini, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lain akan pentingnya air bersih. Selain itu, masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan air bersih. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk menjaga kualitas air bersih. Dengan melakukan hal-hal di atas, masyarakat dapat membantu menjaga kualitas air bersih dan mengurangi permasalahan air bersih yang dihadapi oleh berbagai pihak. Selain itu, dengan mengurangi pembuangan limbah dan sampah secara sembarangan, masyarakat juga bisa membantu untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka. Dengan begitu, kualitas air bersih akan terjaga dengan baik dan membuat hidup manusia lebih baik. 4. Pihak swasta harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Air bersih merupakan sumber daya alam yang penting dan sangat dibutuhkan oleh semua orang. Ketersediaan air bersih terkadang menjadi masalah di beberapa daerah di seluruh dunia. Masalah air bersih ini dapat menimbulkan banyak pihak yang terlibat dalam mencari solusi. Pihak-pihak yang mengalami permasalahan air bersih diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, industri dan swasta. Pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi dan mengelola sumber daya air bersih secara efektif. Pemerintah harus memastikan bahwa ketersediaan air bersih tersedia bagi semua orang. Mereka juga harus memastikan bahwa kualitas air bersih yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pemerintah juga harus mengambil tindakan untuk melindungi air bersih dari polusi dan kerusakan. Masyarakat juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air bersih tersedia secara berkelanjutan. Masyarakat harus menghormati dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan cara menggunakan air secara bijaksana dan tidak membuang sampah ke air. Masyarakat juga harus mengambil tindakan untuk melindungi air bersih dari polusi dan kerusakan. Industri juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air bersih tetap tersedia dan aman untuk digunakan. Industri harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Mereka juga harus menerapkan praktik yang tepat untuk memastikan bahwa air bersih tidak tercemar oleh limbah industri. Pihak swasta juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air bersih tetap tersedia dan aman untuk digunakan. Mereka harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Mereka juga harus memastikan bahwa air bersih tidak tercemar oleh limbah dan polutan. Pihak swasta harus mengambil tindakan untuk melindungi air bersih dari kerusakan dan polusi. Pihak swasta juga harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan mengambil tindakan untuk mengurangi pemakaian air. Kesimpulannya, semua pihak yang terlibat dalam masalah air bersih mempunyai tanggung jawab yang sama. Mereka harus mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan. Mereka juga harus melakukan tindakan yang tepat untuk memastikan bahwa air bersih tetap tersedia dan aman untuk digunakan. 5. Badan internasional bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Badan internasional bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia dapat dibagi menjadi beberapa pihak yang berbeda. Pertama, adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa standar air bersih di seluruh dunia dijaga. Organisasi internasional ini meliputi Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Bank Dunia, dan PBB. Kedua, adalah negara-negara yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di dalam wilayah mereka. Ini termasuk melakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas air, menyediakan sumber air yang aman, dan mencegah pencemaran air. Ketiga, adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada masalah air bersih dan menyediakan bantuan teknis dan finansial kepada negara-negara yang membutuhkan. Keempat, adalah perusahaan swasta yang menyediakan layanan air bersih. Ini termasuk perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan air minum, air limbah, dan air permukaan. Terakhir, adalah masyarakat sipil yang berperan dalam mengawasi dan mengatur air bersih. Ini termasuk kelompok-kelompok yang berjuang untuk hak-hak lingkungan dan yang melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah air bersih. Organisasi internasional ini bertanggung jawab untuk membuat dan mempromosikan standar air bersih yang diterapkan secara global. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Mereka melakukan ini dengan membuat protokol dan standar yang harus dipatuhi oleh semua negara, melakukan audit air bersih, dan menyediakan saran dan bantuan teknis kepada negara-negara yang membutuhkan. Selain itu, mereka juga menyediakan bantuan finansial kepada negara-negara yang membutuhkan. Negara-negara juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di wilayah mereka. Ini termasuk melakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas air, menyediakan sumber air yang aman, dan mencegah pencemaran air. Negara-negara juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa standar air bersih yang ditetapkan oleh organisasi internasional dipatuhi di wilayah mereka. Organisasi nirlaba juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Mereka berfokus pada masalah air bersih dan menyediakan bantuan teknis dan finansial kepada negara-negara yang membutuhkan. Organisasi nirlaba ini dapat berupa lembaga internasional atau organisasi lokal. Mereka bertanggung jawab untuk membantu negara-negara yang membutuhkan dalam meningkatkan layanan air bersih mereka dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah air bersih. Perusahaan swasta juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Ini termasuk perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan air minum, air limbah, dan air permukaan. Perusahaan swasta juga bertanggung jawab untuk mematuhi standar air bersih yang ditetapkan oleh organisasi internasional. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk-produk air bersih mereka memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Selain itu, masyarakat sipil juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Ini termasuk kelompok-kelompok yang berjuang untuk hak-hak lingkungan dan yang melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah air bersih. Masyarakat sipil juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa standar air bersih yang ditetapkan oleh organisasi internasional dipatuhi di wilayah mereka. Kesimpulannya, badan internasional bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur air bersih di seluruh dunia. Pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk ini meliputi organisasi internasional, negara-negara, organisasi nirlaba, perusahaan swasta, dan masyarakat sipil. Semua pihak ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa standar air bersih di seluruh dunia dijaga. Ini mencakup mengawasi dan mengatur kualitas air, menyediakan sumber air yang aman, dan mencegah pencemaran air.
terhadapair bersih, sebagian besar yang memiliki akses mendapatkan air bersih dari penyalur air, usaha air secara komunitas serta sumur air dalam. Dari data Bappenas disebutkan bahwa pada tahun 2009 proporsi penduduk dengan akses air minum yang aman adalah 47,63%. Sumber air minum yang disebut layak meliputi air ledeng, kran umum, sumur bor

Kebutuhan akan air merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Pertama, dari segi kebutuhan fisik manusia. Tubuh kita terdiri dari ±60 persen air. Asupan cairan pun harus terpenuhi agar metabolisme tubuh dapat berfungsi dengan baik, tidak terkecuali untuk menghindari dehidrasi. Kedua, dari segi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Manusia membutuhkan pelarut tersebut untuk memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Lalu, bagaimana jika terjadi krisis air bersih? Alhasil, tidak ada cukup air yang layak digunakan untuk membersihkan diri maupun dikonsumsi. Tentunya hal tersebut akan berdampak pada kesehatan manusia. Inilah yang menjadi perkara besar, mengingat masalah air bersih di Indonesia khususnya di wilayah-wilayah tertentu masih menjadi momok. PENYEBAB KRISIS AIR BERSIH Menurut Dr. Neil Mcintyre dari Imperial College London, bumi terdiri dari 98 persen air asin dan 2 persen air segar yang layak dikonsumsi. Pada angka 2 persen tersebut, 70 persennya adalah salju dan es, 30 persen air tanah, kurang dari 0,5 persen air sungai dan danau, dan kurang dari 0,05 persennya lagi berasal dari atmosfer. Sementara itu, satu-satunya sumber air bersih terjangkau yang bisa digunakan hanyalah air tanah, sebab air tanah terletak di bawah daratan dangkal. Berdasarkan data di atas, bisa dibayangkan betapa terbatasnya komoditas air bersih yang tersedia. Pada saat yang sama, populasi manusia terus meningkat setiap harinya. Praktis, angka 2 persen tadi akan menjadi rebutan lebih banyak orang. Ironisnya lagi, pertumbuhan penduduk juga turut meningkatkan masalah pencemaran air. Kawasan resapan air terus berkurang, dan kasus-kasus yang disebabkan oleh rendahnya budaya peduli lingkungan terus bertambah. Masalah air bersih pun berkembang menjadi konflik menakutkan di masa depan. Salah satu faktor permasalahan di atas adalah pencemaran air. Problem ini kerap muncul sebagai dampak dari pemukiman dan industri, atau penggunaan teknologi yang kurang ramah terhadap lingkungan. Air pun terkontaminasi mikroorganisme—termasuk senyawa polutan mikro mutagenik dan karsinogenik penyebab kanker, sehingga turut memberikan dampak buruk pada makhluk hidup. Jika air tercemar itu dikonsumsi oleh masyarakat, penyakit-penyakit berbahaya akan turut mengintai. Efeknya, perkara ekonomi untuk pengobatan menjadi lebih pelik lagi. Yang lebih miris, hal ini lebih rawan terjadi pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bencana lainnya juga datang dari alam. Kekeringan akibat musim kemarau misalnya, dapat mengurangi persentase angka ketersediaan air bersih. Adapun pada tahun 2017, BMKG mengeluarkan data menyangkut musim kemarau yang berakibat kekeringan pada berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya menyurutkan sumber air bersih untuk kebutuhan pangan, faktor tersebut juga berpengaruh terhadap industri dan lingkungan. Berhubung air layak konsumsi sukar didapat, industri makanan dan minuman mengakalinya dengan filtrasi pada air yang tak layak. Meskipun sudah disaring, tidak ada jaminan teknologi level standar tersebut akan bekerja sempurna. Di Jawa Barat, Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala BNPB, mengungkapkan bahwa kekeringan yang melanda telah berdampak kepada jiwa penduduk. Sama halnya dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, mengalami kekeringan yang diakibatkan musim kemarau tahun itu. Lalu, di NTB, sebanyak jiwa turut merasakan dampak dari kekeringan. Di NTT, 9 kabupaten melaporkan kekeringan disebabkan sumber-sumber air yang mengering. Sementara itu, di Yogyakarta, kekeringan menyerang hingga 10 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. SOLUSI DARI MASALAH AIR BERSIH Untuk mencegah masalah air bersih di Indonesia, diperlukan peran aktif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum. Apa saja? Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta maupun masyarakat sekitar. Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyakarat sekitar yang kerap membuang limbah rumah tangga secara sembarangan. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan. Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar tidak bisa betul-betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya. Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu sektor. Bagaimanapun, sumber air yang tersedia tidak terletak pada satu titik saja. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segi tugas, proses kerja, maupun tanggung jawab kelembagaan. Pemerintah harus menetapkan standar minimal kinerja untuk PDAM, melakukan pemantauan rutin, penegakan, dan memberikan insentif sebagai apresiasi pekerjaan. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang sangat penting. Pemerintah harus memberikan imbauan terkait beberapa hal penting kepada masyarakat. Salah satunya adalah penghapusan BAB buang air besar di ruang terbuka, terutama sumber-sumber air semisal sungai dan danau. Selain itu, limbah rumah tangga juga perlu diolah dengan tidak mencampur atau membuang limbah cair bersama benda-benda padat dan cemaran berbahaya. Upaya membenahi kesadaran akan lingkungan ini bisa dikatakan lebih besar pengaruhnya daripada tindakan memperbaiki. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini. Poin ini juga merupakan tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus kepada anak-anak yang berusia lebih muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggaet sekolah-sekolah untuk terus mengingatkan para siswa. Tema-tema kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial diangkat menjadi salah satu materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi muda, kita bisa lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan. Melakukan pertolongan alternatif dengan sedekah air bersih. Dibandingkan dengan kelompok berfinansial cukup, mereka yang kekurangan cenderung terbebani biaya besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Jika kekeringan melanda, sumber-sumber air dengan jarak dan biaya terjangkau akan menipis. Akhirnya, masyarakat terpaksa mengeluarkan dana lebih, atau bahkan mengonsumsi air yang kualitasnya lebih buruk. Karena itulah, bantuan air bersih dari sesama merupakan pertolongan yang mulia. Cara bersedekah pun beragam. Bisa dengan memberikan air minum secara langsung, membangun sumber daya air bagi daerah-daerah yang kesulitan, berdonasi, maupun menjadi relawan peduli lingkungan. Karena air begitu penting bagi kehidupan, memberikan atau memudahkan akses air bersih kepada makhluk hidup sama dengan merawat kehidupan itu sendiri. Saat ini, sudah banyak komunitas yang bergerak untuk mengatasi masalah air bersih di Indonesia, salah satunya adalah Komunitas Sedekah Air. Untuk turut memberikan andil, Anda bisa memilih bentuk bantuan yang sanggup Anda berikan. Pertama, memberikan donasi. Kedua, bergabung menjadi relawan untuk mendistribusikan sarana air bersih secara profesional. Ketiga, mengusulkan lokasi yang patut mendapat akses air bersih; pun mencakup komunitas masyarakat atau fasilitas umum—masjid misalnya—yang memang kekurangan air. Sekecil apa pun bantuan Anda, akan memberikan keringanan bagi mereka yang membutuhkan. *Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi. Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut [email protected]

BerdasarkanSUSENAS tahun 2011, BPS Kalimantan Barat sumber air bersih yang bisa diminum di Kalimantan Barat hanya 30,81% yang terdiri dari 9,72% air isi ulang, 7,49% mata air terlindung, 5,57% sumur terlindung, 3,25% PAM/ledeng, 2,55% air kemasan, 2,28% sumur gali/pompa, dan 0,40% ledeng eceran. Dari tahun 2015-2016, presentase rumah tangga
Oleh Rizky Kurniawan Research and Education Development Himatesil Permasalahan penyediaan air Setiap musim kemarau, selalu muncul masalah kekeringan yang melanda indonesia. salah satu provinsi yang mengalami kekeringan pada satu bulan terakhir adalah Jawa Tengah. Kekeringan telah melanda sembilan kabupaten yang meliputi 530 desa. Kabupaten yang mengalami kekeringan antara lain Banjarnegara, Blora, Boyolali, Demak, Grobogan, Pati, Purbalingga, Temanggung, dan Kabupaten Wonogiri. Kekeringan ini bahkan sering terjadi pada kemarau normal untuk beberapa daerah seperti nusa tenggara. Krisis air ini sering dianggap bukan permasalahan yang krusial, padahal permasalahan krisis air ini memiliki potensi konflik yang luar biasa di masa depan, khususnya bagi penduduk di pulau Jawa dan Bali. Tindakan pengendalian untuk mengatasi masalah krisis air juga masih dilakukan dengan pendekatan simptomatik dengan gaya instan. Ketika kekeringan terjadi, maka penyelesaiannya hanya dengan distribusi air bersih melalui tangki air, penyediaan pompa, pembiran air dan perbaikan jaringan irigasi. Gaya pendekatan seperti ini sebenarnya tidak menyentuh pada akar permasalahan secara menyeluruh. Sebaliknya masalah yang dihadapi akan muncul secara berulang-ulang dan dalam intensitas yang semakin meningkat. Berdasarkan information dari Kementerian Riset dan Teknologi, pada tahun 2000 secara nasional ketersediaan air permukaan hanya mencukupi 23% dari kebutuhan penduduk. Sementara itu Pulau Jawa dan Bali kondisinya sudah defisit air sejak tahun 1995. Saat musim kemarau di Jawa terjadi defisit air sekitar 130 ribu juta meter kubik per tahunnya. Maka tidak aneh jika setiap musim kemarau di Jawa dan Bali seringkali terjadi krisis air di beberapa daerah. Krisis air tersebut menyebabkan terganggunya stabilitas ketersediaan air bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses air sehingga harus berjalan berkilo-kilo untuk mendapatkan air. Air yang didapat pun tak jarang memiliki kualitas dibawah standar. Penyediaan air minum di Republic of indonesia masih menjadi sesuatu yang kompleks. Sumber gambar Di Republic of indonesia, salah satu kendala utama dalam penyediaan air bersih adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM beroperasi dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai yang ada sudah banyak mengalami degradasi yang disebabkan kerusakan DAS, masalah antropogenik, dan melemahnya perlindungan terhadap sungai. Faktor perubahan iklim juga menyababkan tendency kecenderungan debit sungai mengecil secara signifikan. Sungai Bengawan Solo turun hingga 44,18 miii/det, Sungai Serayu turun hingga 45,76 miii/det, dan sungai Cisadane turun hingga 45,x m3/det. Pada musim kemarau, debit aliran dasar base flow sungai cenderung sangat rendah sehingga mengakibatkan permasalahan baru seperti intrusi air laut, krisis air, dan konflik dengan pengguna lain seperti untuk pertanian. Tidak hanya kuantitas, dari segi kualitas pun mengalami penurunan. Berdasarkan data kemetrian riset dan teknologi, sekitar 70% PDAM di Indonesia mengalami penurunan kualitas air. Teknologi NTP Natural Treatment plant yang diterapkan di Jerman Penyediaan air minum di Indonesia sudah tidak bisa dikelola dengan sistem bussines as usual. Mengambil air dari sungai, mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat. Dengan menurunnya kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen. Sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasi masalah ini. Sutopo Purwo Nugroho, Peneliti Utama Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di BPPT & Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB untuk sebuah media massa nasional di Jakarta menjelaskan, salah satu teknologi yang perlu dikembangkan adalah Natural Treatment Constitute NTP, yakni menyadap air langsung dari akuifer di dalam tanah dan mendistribusikan ke hilir. Lapisan akuifer di daerah pegunungan digali atau dicoblos dengan pipa-pipa dan dibuat terowongan bawah tanah. Pada terowongan tersebut disediakan lubang-lubang untuk masuknya air tanah. Pengambilannya dilakukan seperti sumur biasa yang lazim ditemui di Indonesia. Pipa-pipa horizontal yang menyebar mengelilingi dasar sumur dipasang sepanjang lx meter sehingga memperbesar kapasitas penyadapan. Air sadapan tersebut akan ditampung di reservoar untuk didistribusikan ke kota atau daerah Konsep ini banyak diterapkan di 80% air minum dipasok dari air tanah dan mata air yang disadap dengan teknologi NTP sehingga jarang ditemukan instalasi penjernih air di Jerman. Di kota Munich, penyediaan air melalui NTP mampu mengalirkan air hingga 6,5 m3/detik untuk mencukupi 1,five juta jiwa dan industri. Pada penerapannya, Daereah Tangkapan Air DTA harus diawasi secara serius. DTA seluas 6000 ha yang sebagian milik pemerintah dan sebagian milik penduduk yang umumnya adalah peternak., dijaga dari pencemaran lingkungan. Petani dilarang menggunakan pupuk kimia di DTA dan sebagai gantinya pemerintah memberikan kompensasi subsidi 250 euro per hektar dan petani diperbolehkan mengambil pupuk kompos yang diproduksi secara lokal. Keuntungan yang diperoleh sangat besar, karena tidak membutuhkan bahan kimia untuk mengolah air minum. Selain itu tidak diperlukan pompa distribusi karena letak reservoar berada di pegunungan. Kualitas air yang dihasilkan sekelas natural mineral water. Kualitas dan kontinuitas terjamin, dan DTA dapat dikonservasi. Indonesia sebagai negeri yang memiliki banyak gunung api aktif maupun not aktif sangat berpotensi untuk mengembangkan NTP. Topografi pegunungan dan perbukitan yang banyak tersebar berpotensi menjadi menara airn yang sangat besar. Namun pemanfaatan teknologi pencoblosan akuifer masih sering diabaikan. Tidak aneh jika para pakar jerman, diantaranya Prof. Dr. Cembrowiez dari Universitas Karlsruhe mengatakan “Bagi Pulau Jawa yang memiliki banyak daerah gunung api dan pegunungan dengan curah hujan yang tinggi, seharusnya tidak perlu mengalami kesulitan air. Justru fenomena aneh yang ada. Air yang begitu jernih keluar dari mata air dengan melimpah, kemudian mengalir ke sungai dan dicemari oleh limbah pertanian, domestik, industri, sampah hingga berwarna coklat dan berbau. Lalu diambil untuk air baku, diolah, didistribusikan, dan dikonsumsi oleh masyarakat. Mengapa tidak diambil di mata air saja dengan disadap lalu didistribusikan ke bawah?” Pemalang Harianjateng.com- Seringnya air PAM macet yang dikelola oleh PDAM Tirta Mulia membuat warga Pemalang mengalami kesulitan, terutama warga Pemalang yang berada di wiyah kecamatan Pemalang. Hal tersebut menjadikan Camat Pemalang dengan salah satu kepala kelurahan di wilayah Kecamatan Pemalang melakukan audensi ke PDAM Tirta Mulia. - Indonesia masih memiliki masalah terkait penyebaran ketersediaan air yang tidak merata, bahkan indeks pemakaian air juga cukup beragam di berbagai tempat. Beberapa wilayah seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara tercatat memiliki indeks air berstatus kritis, hingga pemakaiannya yang mencapai 50 sampai 100 persen untuk beberapa itu disampaikan Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR, Dr Ir Muhammad Rizal, dalam webinar Melestarikan Ketersediaan Air dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Baca juga Kampanye UNICEF DihantuiTai, 70 Persen Sumber Air Minum di Indonesia Tercemar Limbah Tinja Berkaitan dengan hal ini, menurutnya, Indonesia juga masih membutuhkan cadangan air untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarakat. "Kita perlu cadangan air, jadi tidak semua dipakai ketersediaan airnya. Kalau indeksnya sudah mencapai 100 persen, kalau ada tambahan kebutuhan masyarakat kita sudah kelabakan untuk menyediakan air," ujar Rizal, Selasa 22/3/2022. Dia menambahkan bahwa Indonesia harus mewujudkan SDG ke-6 Sustainable Development Goals, yaitu air bersih dan sanitasi yang layak di mana saat ini terjadi perubahan iklim cukup ekstrem. Selain itu, SDG ke-13 tentang penanganan perubahan iklim juga harus terpenuhi. "Semua itu merupakan tantangan yang dihadapi Indonesia, sehingga Kementerian PUPR harus memulai dengan pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air," terang pada UU No 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, disebutkan bahwa sumber daya air tidak dapat dimiliki dan/atau dikuasai oleh perseorangan, kelompok masyarakat, atau badan usaha. Akan tetapi, aturan tersebut tidak membatasi keterlibatan semua pihak dalam mengupayakan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Artinya, seluruh lapisan masyarakat didorong untuk membantu pemerintah dalam mengelola sumber daya air, maupun krisis pemakaian air yang tengah dihadapi. Pada kesempatan tersebut, ia mengungkapkan mengenai daya rusak air yang terjadi karena menurunnya kualitas lingkungan, dan imbasnya akan memperparah kerusakan yang telah terjadi. "Perubahan pola curah hujan yang diindikasikan dengan durasi hujan lebih pendek, tapi intensitas lebih tinggi menyebabkan kerentanan terhadap berbagai bahaya," ucap Rizal "Pada saat hujan kemungkinan banjir akan meningkat karena ketahanan permukaan tanah terhadap air tidak mampu menahan lintasan. Jadi, hujan cukup pendek mengakibatkan kemarau akan lebih panjang," sambungnya. Sehingga, ketersediaan air yang tidak memadai akan menyebabkan kekeringan, dan menjadikan daerah tertentu berisiko akan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Oleh karena itu, Rizal memaparkan tiga pilar pengelolaan sumber daya air yang dapat dilakukan, antara lain Konservasi sumber daya air dalam rangka menjamin keberadaan dan keberlanjutan ketersediaan air Pendayagunaan sumber daya air sebagai upaya penyediaan air secara optimal Pengendalian daya rusak air dalam rangka mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan pada kualitas air Baca juga Perubahan Iklim Bisa Sebabkan Krisis Air Bersih di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG LDqDI.
  • ogzd99ysjk.pages.dev/794
  • ogzd99ysjk.pages.dev/337
  • ogzd99ysjk.pages.dev/752
  • ogzd99ysjk.pages.dev/893
  • ogzd99ysjk.pages.dev/550
  • ogzd99ysjk.pages.dev/217
  • ogzd99ysjk.pages.dev/67
  • ogzd99ysjk.pages.dev/859
  • ogzd99ysjk.pages.dev/688
  • ogzd99ysjk.pages.dev/299
  • ogzd99ysjk.pages.dev/974
  • ogzd99ysjk.pages.dev/496
  • ogzd99ysjk.pages.dev/675
  • ogzd99ysjk.pages.dev/131
  • ogzd99ysjk.pages.dev/476
  • sebutkan pihak pihak yang mengalami permasalahan air bersih